Sebuah inovasi teknologi kesehatan sedang dikembangkan untuk memerangi Tuberkulosis (TBC) melalui riset kolaboratif TBScreen AI. Inisiatif ini diumumkan dalam sosialisasi di Timika, Papua Tengah.
Inovasi ini melibatkan Yayasan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Papua (YPKMP), RSUD Mimika, dan RSMM, bertujuan meningkatkan skrining TBC, khususnya di wilayah yang minim tenaga medis, terutama dokter radiologi.
Ketua Penelitian TBScreen, dr. Antonia Morita Iswari Saktiawati, menjelaskan bahwa riset ini memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis foto rontgen dada dalam membantu skrining TBC. Keterbatasan jumlah dokter, terutama spesialis radiologi, di daerah terpencil menjadi tantangan utama. Akibatnya, hasil rontgen seringkali harus dikirim ke tempat yang jauh untuk diinterpretasi, memperlambat diagnosis dan meningkatkan risiko penularan.
Kabupaten Mimika, meski memiliki sistem penanganan TBC yang baik, masih memiliki kesenjangan antara kasus aktual dan kasus yang terdeteksi. Penelitian ini berupaya menjembatani kesenjangan ini dengan mempercepat skrining awal.
Dr. Wahyono, Koordinator Tim AI, memperkenalkan aplikasi TBScreen.AI, pionir buatan Indonesia yang berbeda dengan solusi AI serupa yang biasanya diimpor. Aplikasi ini dapat diakses melalui internet atau diinstal di fasilitas kesehatan (Faskes). Saat ini, akurasi model TBScreen.AI adalah 64 persen, dengan target mencapai 80 persen. Peningkatan akurasi membutuhkan lebih banyak data rontgen yang sedang divalidasi. Pengembangan lebih lanjut juga direncanakan agar AI dapat mempertimbangkan gejala klinis, riwayat pengobatan pencegahan, hasil tes dahak, dan riwayat TBC keluarga untuk diagnosis yang lebih komprehensif.
Penelitian awal akan berfokus di Klaten (Jawa Tengah) dan Timika (Papua Tengah), serta kemungkinan Yogyakarta. Dr. Wahyono menekankan bahwa hasil AI ini bukanlah diagnosis akhir, melainkan alat skrining awal. Jika terindikasi TBC, pasien akan dirujuk ke Faskes untuk pemeriksaan lanjutan.
Sosialisasi di Timika merupakan langkah awal. Selama penelitian berlangsung, tim berkomitmen menyebarkan informasi melalui website dan pendekatan langsung kepada masyarakat serta pemangku kepentingan terkait.
Pengembangan TBScreen.AI diharapkan menjadi solusi praktis untuk mempercepat deteksi dini TBC, terutama di daerah dengan akses terbatas ke ahli radiologi. Dengan diagnosis yang lebih cepat, pengobatan dapat dimulai segera, menekan tingkat penularan, dan mendukung upaya eliminasi TBC di Indonesia.