Tokyo digegerkan insiden jatuhnya jet tempur F-2 milik Angkatan Udara Pasukan Bela Diri (ASDF) ke laut, lepas pantai Prefektur Ibaraki, Kamis lalu. Kecelakaan terjadi saat pesawat tengah menjalani latihan rutin.
Pilot tunggal jet tempur nahas itu berhasil menyelamatkan diri dan dilarikan ke rumah sakit. Syukurlah, ia dilaporkan tidak mengalami luka serius.
"Kami menyampaikan permohonan maaf yang tulus atas kekhawatiran yang ditimbulkan kepada masyarakat," ungkap Kepala Staf ASDF, Takehiro Morita, dalam konferensi pers.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.30 siang. Pesawat F-2, yang merupakan bagian dari Sayap Udara ke-7 yang berbasis di Pangkalan Hyakuri, Omitama, lepas landas pada pukul 11.44. Saat kejadian, pesawat sedang berlatih bersama tiga pesawat F-2 lainnya dan dua pesawat penyelamat ASDF di wilayah udara sekitar 150 kilometer timur laut pangkalan.
Pilot melakukan prosedur penyelamatan darurat setelah melaporkan adanya anomali ke petugas pengatur lalu lintas udara. ASDF segera meluncurkan investigasi untuk mencari tahu penyebab kecelakaan.
Pilot yang bersangkutan tercatat memiliki sekitar 1.000 jam terbang. Pemeriksaan sebelum penerbangan juga tidak menemukan adanya masalah.
Menyusul insiden ini, seluruh 90 jet tempur F-2 Jepang dilarang terbang. Pengecualian hanya diberikan untuk misi mendesak, seperti menanggapi pelanggaran wilayah udara oleh pesawat asing.
Di sisi lain, ASDF juga memulai penempatan jet tempur siluman F-35B di Jepang barat daya. Pesawat-pesawat buatan Amerika Serikat ini rencananya akan dioperasikan dari kapal induk. Tiga unit F-35B dari Guam telah tiba di Pangkalan Udara Nyutabaru, Prefektur Miyazaki. Jepang berencana mengakuisisi 42 unit F-35B dan menempatkan delapan unit di Pangkalan Udara Nyutabaru pada Maret mendatang.