Sekilas, hewan ini nampak seperti ular kecil yang licin. Namun, jangan terkecoh! Makhluk ini adalah caecilian, amfibi tanpa kaki yang hidup tersembunyi di dunia bawah tanah. Caecilian menyimpan kejutan besar: potensi sebagai vertebrata pertama yang memiliki gigitan berbisa di Bumi.
Penemuan Mengejutkan dari Dunia Bawah Tanah
Pada tahun 2020, para peneliti menemukan struktur unik yang menyerupai kelenjar racun di dasar gigi caecilian. Kelenjar ini berbeda dari racun pada katak yang dihasilkan kulit, kelenjar ini berasal dari jaringan pembentuk gigi.
Penelitian dilakukan dengan membedah kepala caecilian dan menganalisisnya. Hasilnya menunjukkan adanya saluran yang menghubungkan jaringan kelenjar ke permukaan gigi. Hal ini mengindikasikan bahwa caecilian mungkin menggunakan saluran tersebut untuk menyalurkan cairan saat menggigit mangsa.
Gigitan Berbisa yang Masih Misterius
Cairan dari kelenjar caecilian mengandung enzim phospholipase A₂ (PLA₂), komponen utama yang ditemukan dalam racun hewan. Enzim ini dapat merusak membran sel dan menyebabkan peradangan, nyeri, bahkan kelumpuhan. Menariknya, aktivitas PLA₂ pada caecilian lebih tinggi daripada beberapa spesies ular berbisa.
Meski demikian, para ilmuwan belum dapat memastikan apakah cairan tersebut adalah racun sejati. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji efek cairan tersebut pada mangsa dan predator alami. Cairan ini bisa saja berfungsi sebagai pelumas saat menelan mangsa, enzim pencerna, atau bahkan sistem racun yang belum sepenuhnya berkembang.
Lebih Tua dari Ular
Caecilian diperkirakan telah ada sejak 250 juta tahun lalu, jauh lebih tua dari ular. Jika caecilian benar-benar memiliki sistem racun yang aktif, maka ia bisa menjadi contoh gigitan berbisa tertua di kalangan vertebrata darat.
Hal ini mengubah anggapan bahwa sistem racun oral pertama kali berevolusi pada ular. Sistem ini mungkin sudah ada pada amfibi seperti caecilian, kemudian menghilang di cabang evolusi lain sebelum berkembang kembali pada reptil.
Penelitian terbaru memperkuat temuan ini. Kelenjar serupa ditemukan tersebar luas di berbagai spesies caecilian, termasuk struktur baru di dekat otot pengunyahan. Struktur ini mengindikasikan kemampuan untuk menekan dan menyuntikkan cairan saat menggigit, seperti mekanisme injeksi racun pada ular berbisa modern.
Selama ini, ular dianggap sebagai puncak evolusi hewan berbisa. Namun, caecilian muncul dengan cerita yang lebih tua dan mengguncang. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa gigitan berbisa mungkin bukan berasal dari ular, melainkan dari hewan yang tersembunyi di bawah tanah.