Waspada! Virus Chikungunya Merebak di China, AS Keluarkan Peringatan Perjalanan

Jakarta – Masyarakat yang berencana melakukan perjalanan ke China, khususnya Provinsi Guangdong, diimbau untuk berhati-hati. Virus chikungunya tengah mewabah di wilayah tersebut, mendorong Amerika Serikat untuk mengeluarkan peringatan perjalanan level 2 bagi warganya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra. Wabah chikungunya terkonsentrasi di Provinsi Guangdong, terutama di kota Foshan. Lebih dari 7.000 kasus telah dilaporkan dalam beberapa minggu terakhir di wilayah yang berdekatan dengan Hong Kong.

Chikungunya, yang pertama kali ditemukan di Afrika pada tahun 1950-an, menyebabkan penyakit dengan gejala seperti nyeri sendi hebat, demam, dan kelelahan. Gejala biasanya muncul tiga hingga tujuh hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Meskipun sebagian besar orang sembuh dalam waktu seminggu, beberapa orang dapat mengalami nyeri sendi parah selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah infeksi akut. Kasus kematian akibat virus ini jarang terjadi.

Kelompok yang paling rentan terhadap komplikasi serius meliputi bayi baru lahir yang terinfeksi saat menjelang kelahiran, orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, dan individu dengan kondisi medis tertentu seperti penyakit jantung dan diabetes. Wanita hamil juga disarankan untuk mempertimbangkan ulang perjalanan ke wilayah terdampak karena virus dapat menular ke janin.

Meskipun belum ada pengobatan khusus untuk chikungunya, vaksin tersedia dan direkomendasikan bagi mereka yang berencana mengunjungi daerah dengan wabah tersebut. Vaksinasi menjadi langkah proaktif penting untuk melindungi diri selama perjalanan.

Scroll to Top