Demonstrasi besar melanda Tel Aviv, Israel, pada Kamis (7/8/2025), diwarnai kobaran api dan suara tuntutan keras. Keluarga sandera yang diculik dalam serangan Hamas dan para demonstran turun ke jalan mendesak pembebasan segera para sandera yang tersisa dan penghentian konflik berkepanjangan.
Aksi unjuk rasa tersebut diwarnai dengan bentrokan antara demonstran dan aparat kepolisian. Rekaman menunjukkan polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan massa. Para demonstran dengan lantang meneriakkan slogan-slogan, menyalakan suar, dan membentangkan spanduk-spanduk yang menampilkan wajah-wajah orang yang masih dalam tawanan.
Protes ini merupakan bagian dari tekanan publik yang berkelanjutan terhadap pemerintah Israel untuk memprioritaskan pemulangan para sandera dan menemukan solusi damai untuk mengakhiri konflik.
Konflik Gaza bermula dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 orang di wilayah Israel selatan. Sebagai respons, serangan Israel ke Gaza telah menyebabkan lebih dari 60.000 warga Palestina kehilangan nyawa.
Hingga saat ini, menurut data dari pejabat Israel, diperkirakan 50 sandera masih berada di Gaza, dengan 20 di antaranya diyakini masih hidup. Situasi kemanusiaan dan politik yang tegang ini terus memicu gelombang protes dan seruan untuk perdamaian.