Co-Parenting: Arti, Manfaat, dan Spekulasi di Balik Tagar Acha Septriasa

Baru-baru ini, unggahan Acha Septriasa di Instagram bersama putrinya, Brie, menjadi sorotan publik. Perhatian warganet tertuju pada tagar #coparenting yang disematkan Acha, memicu spekulasi mengenai status pernikahannya dengan Vicky Kharisma. Apa sebenarnya makna co-parenting dan mengapa penggunaannya menimbulkan dugaan perpisahan? Berikut ulasan lengkapnya.

Apa Itu Co-Parenting?

Co-parenting adalah model pengasuhan anak yang dilakukan oleh dua orang tua yang tidak lagi memiliki hubungan romantis atau pernikahan. Meskipun berpisah, kedua orang tua tetap aktif dan bekerja sama dalam membesarkan anak demi kebahagiaan dan kesejahteraannya.

Pola ini bukan hanya sekadar kerja sama, tetapi juga membutuhkan komitmen untuk menjaga interaksi yang sehat dan menciptakan suasana harmonis, meskipun ada perbedaan pribadi. Prioritas utama adalah kepentingan anak, baik secara emosional maupun fisik, demi mendukung tumbuh kembangnya secara optimal.

Manfaat Co-Parenting bagi Anak

Perceraian sering kali berdampak signifikan pada emosi anak. Reaksi mereka terhadap perpisahan orang tua dapat memengaruhi pandangan mereka tentang hubungan, kepercayaan, kesehatan mental dan fisik, hingga interaksi sosial di masa depan. Berikut manfaat penting co-parenting bagi anak:

  1. Membantu Anak Lebih Terarah: Dengan pengasuhan bersama, anak tetap mendapatkan struktur dan dukungan yang dibutuhkan. Hal ini membantu menanamkan disiplin dan rasa percaya diri, seperti saat orang tua masih bersama. Anak lebih memahami harapan masing-masing orang tua dan menjalani hidup dengan tujuan yang jelas.

  2. Mengajarkan Kemampuan Memecahkan Masalah: Anak belajar dari teladan orang tua dalam menyelesaikan konflik secara dewasa. Mereka menyaksikan cara berdiskusi dan bekerja sama, bahkan dalam situasi sulit. Pengalaman ini membentuk kemampuan sosial dan problem solving anak di masa depan.

  3. Menjaga Kesehatan Mental dan Emosional Anak: Anak dari keluarga bercerai lebih rentan mengalami gangguan psikologis. Co-parenting mengurangi risiko ini. Keterlibatan aktif orang tua dan lingkungan yang stabil memberi anak peluang lebih besar untuk tumbuh sehat secara mental dan emosional.

  4. Menjadi Contoh Hubungan Positif: Kerja sama yang baik dengan mantan pasangan menjadi teladan berharga. Anak belajar bahwa hubungan baik tidak harus berarti tinggal bersama, tetapi bisa dibangun melalui rasa hormat, komunikasi, dan kerja sama. Nilai-nilai ini terbawa dalam cara anak membangun relasi di masa depan.

Scroll to Top