Sebelum era film superhero mendominasi bioskop dunia, Marvel berjuang untuk eksis. Karakter-karakter ikonik seperti Spider-Man, X-Men, dan Captain America hanya menghiasi halaman komik dan sesekali muncul dalam produksi layar lebar dengan hasil yang kurang memuaskan.
Di penghujung tahun 90-an hingga awal 2000-an, Marvel menghadapi kesulitan finansial yang memaksa mereka untuk melisensikan karakter-karakter andalan mereka ke berbagai studio demi bertahan hidup.
Titik balik terjadi pada tahun 2008 dengan rilisnya film Iron Man. Marvel berhasil menemukan formula yang mampu bersaing dengan waralaba besar Hollywood lainnya. Konsep semesta sinematik yang saling terhubung menjadi ciri khas yang merevolusi dunia perfilman modern.
Marvel bukan lagi sekadar kumpulan properti terpisah, melainkan sebuah kerajaan cerita yang besar dan kohesif. Momentum ini mengarah pada kesepakatan bisnis bersejarah yang mengubah lanskap film superhero selamanya.
Pada Desember 2009, The Walt Disney Company mengumumkan akuisisi Marvel Entertainment senilai sekitar 4 miliar dolar AS, dibayar dengan kombinasi uang tunai dan saham.
Kesepakatan tersebut mencakup lebih dari 5.000 karakter di katalog Marvel, memberikan Disney akses tak terbatas ke kekayaan intelektual Marvel.
CEO Disney saat itu, Bob Iger, melihat Marvel sebagai mitra strategis yang ideal untuk tujuan jangka panjang perusahaan. Selain menarik penonton muda, Marvel memiliki potensi besar di film, TV, taman hiburan, dan merchandise.
Yang terpenting, Marvel Studios, di bawah kepemimpinan Kevin Feige, tetap memegang kendali penuh secara kreatif. Disney mengelola distribusi dan branding, sementara Marvel bebas membangun jagat sinematiknya tanpa campur tangan yang signifikan.
Keputusan ini terbukti sangat sukses. Dalam waktu lebih dari satu dekade, film-film Marvel di bawah Disney menghasilkan pendapatan puluhan miliar dolar dari box office global, ditambah keuntungan dari streaming, lisensi, dan merchandise.
Meskipun demikian, tidak semua karakter Marvel langsung menjadi milik Disney. Lisensi lama menyebabkan hak film Spider-Man, X-Men, dan Fantastic Four tetap berada di tangan Sony dan 20th Century Fox.
Seiring waktu, Disney dan Marvel menjalin kerja sama baru dan bahkan mengakuisisi 20th Century Fox, sehingga karakter-karakter tersebut dapat kembali ke "rumah" mereka.
Jika dipikirkan kembali, nilai 4 miliar dolar yang dibayarkan Disney tampaknya sangat murah dibandingkan dengan nilai Marvel saat ini, yang diperkirakan telah melampaui 50 miliar dolar.