Kisah Pilu Gadis Muda di China: Alami Orgasme Tak Terkendali Selama 5 Tahun

Seorang wanita muda berusia 20 tahun di Tiongkok harus berjuang melawan kondisi medis langka yang menghancurkan hidupnya. Ia menderita Persistent Genital Arousal Disorder (PGAD), yang menyebabkan gairah seksual dan orgasme terus-menerus tanpa adanya rangsangan.

Kondisi ini dimulai sejak usia 14 tahun, awalnya dengan sensasi aneh seperti "aliran listrik" di perutnya, disertai kontraksi panggul mirip orgasme. Selain itu, ia juga mengalami sensitivitas berlebihan dan pikiran aneh, seperti merasa orang lain bisa membaca pikirannya.

Selama lima tahun terakhir, gadis itu merasakan orgasme tanpa henti, membuatnya kesulitan untuk menjalani kehidupan normal. Ia mengalami tekanan mental yang berat, sehingga tidak dapat bersekolah, bekerja, atau bahkan menjalin hubungan. Gejalanya begitu parah hingga ia kesulitan menjelaskan apa yang dialaminya tanpa terganggu oleh orgasme.

Meskipun mungkin terdengar seperti pengalaman yang menyenangkan, PGAD sebenarnya adalah mimpi buruk bagi penderitanya. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan signifikan pada kesejahteraan psikososial dan fungsi sehari-hari.

Awalnya, dokter kesulitan mendiagnosis kondisinya. Setelah berbagai pemeriksaan dan perawatan, termasuk penyingkiran kemungkinan epilepsi dan kelainan struktural pada otak atau organ reproduksi, para dokter akhirnya mendiagnosisnya dengan PGAD.

Untungnya, pengobatan dengan obat antipsikotik berhasil meredakan gejala orgasme dan delusinya. Setelah beberapa minggu perawatan, kondisinya membaik dan ia bisa kembali bekerja dan bersosialisasi. Namun, gejalanya selalu kambuh setiap kali ia menghentikan pengobatan.

Para peneliti menduga bahwa PGAD pada gadis ini terkait dengan ketidakseimbangan dopamin, neurotransmitter yang berperan dalam sistem gairah dan penghargaan di otak. Obat antipsikotik kemungkinan besar menekan respons dopamin ini, sehingga mengurangi gejala gairahnya.

Kisah gadis ini menyoroti betapa kompleks dan misteriusnya tubuh manusia, serta pentingnya kesadaran akan kondisi medis langka seperti PGAD. Semoga dengan penemuan ini, semakin banyak penderita PGAD yang bisa mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat, sehingga mereka bisa menjalani kehidupan yang lebih baik.

Scroll to Top