Insiden Dramatis di Laut China Selatan: Kapal China Tabrakan Saat Kejar Patroli Filipina

Jakarta – Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Laut China Selatan, di mana sebuah kapal Angkatan Laut Tiongkok dilaporkan bertabrakan dengan kapal penjaga pantainya sendiri saat melakukan pengejaran terhadap kapal patroli Filipina. Rekaman video kejadian dramatis ini dirilis oleh pihak Filipina pada hari Senin (11/8), memicu perhatian internasional.

Peristiwa ini terjadi di sekitar Beting Scarborough, wilayah yang menjadi sengketa antara Tiongkok dan Filipina. Menurut juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Komodor Jay Tarriela, ketegangan meningkat saat kapal penjaga pantai mereka tengah mengawal perahu-perahu yang mengantarkan bantuan bagi para nelayan setempat.

Dalam video yang dirilis, terlihat jelas sebuah kapal penjaga pantai Tiongkok dan kapal yang lebih besar dengan nomor lambung 164 saling bertabrakan dengan suara benturan yang keras. Tarriela menjelaskan bahwa kapal CCG 3104 Tiongkok, yang tengah mengejar BRP Suluan milik Filipina dengan kecepatan tinggi, melakukan manuver berbahaya dari sisi kanan belakang kapal Filipina. Manuver inilah yang berujung pada tabrakan dengan kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA Navy).

Akibat benturan tersebut, haluan kapal CCG mengalami kerusakan yang signifikan, membuatnya tidak layak berlayar. Tarriela menambahkan bahwa tawaran bantuan dari kapal Filipina tidak direspon oleh awak kapal Tiongkok. Sebelum tabrakan terjadi, BRP Suluan juga sempat menjadi target tembakan meriam air oleh kapal Tiongkok, namun berhasil menghindarinya.

Hingga saat ini, Kedutaan Besar Tiongkok di Manila belum memberikan komentar terkait insiden ini. Namun, kejadian ini menjadi konfrontasi terbaru antara Filipina dan Tiongkok di Laut China Selatan, yang kerap diwarnai ketegangan akibat klaim wilayah yang tumpang tindih di perairan kaya sumber daya alam tersebut.

Laut China Selatan memang menjadi wilayah yang rawan konflik, terutama sejak Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah perairan tersebut, klaim yang tumpang tindih dengan beberapa negara Asia Tenggara. Meskipun Mahkamah Arbitrase Internasional telah menyatakan bahwa klaim historis Tiongkok atas Laut China Selatan tidak memiliki dasar hukum, Beijing justru semakin agresif dalam menegaskan kehadirannya di perairan tersebut. Lebih dari 60 persen perdagangan maritim dunia melewati perairan yang disengketakan ini.

Beting Scarborough sendiri merupakan rantai terumbu dan batu karang berbentuk segitiga di Laut China Selatan. Kawasan ini telah menjadi titik panas ketegangan sejak Tiongkok merebutnya dari Filipina pada tahun 2012. Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi mengenai adanya korban luka dalam insiden tersebut.

Scroll to Top