Jakarta – Gelombang kecaman internasional kembali menghantam Israel atas insiden yang merenggut nyawa lima jurnalis Al Jazeera di Gaza. Uni Eropa (UE) tanpa ragu mengutuk keras tindakan tersebut.
Kaja Kallas, kepala kebijakan luar negeri UE, menyampaikan pernyataan tegasnya usai rapat virtual para menteri luar negeri UE yang membahas situasi di Gaza. Serangan yang menewaskan para jurnalis terjadi di dekat Rumah Sakit al-Shifa, Kota Gaza.
"Uni Eropa mengutuk pembunuhan lima jurnalis Al Jazeera dalam serangan udara di luar Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, termasuk koresponden Anas al-Sharif," kata Kallas.
Pihak militer Israel mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa al-Sharif adalah pemimpin sel teroris Hamas yang bertanggung jawab atas serangan roket ke wilayah Israel.
Menanggapi tuduhan tersebut, Kallas menekankan pentingnya bukti yang jelas dan transparan. Ia menegaskan, supremasi hukum harus ditegakkan, dan jurnalis tidak boleh menjadi sasaran.
UE, yang beranggotakan 27 negara, menghadapi tantangan dalam menyatukan sikap terkait konflik Gaza. Perbedaan pandangan antara negara-negara pendukung setia Israel dan pembela Palestina menjadi penghalang.
Meskipun demikian, UE telah mencapai kesepakatan untuk meningkatkan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Namun, para pejabat senior mengakui bahwa implementasi kesepakatan tersebut belum berjalan maksimal.
Kallas mendesak Israel untuk membuka pintu bagi lebih banyak bantuan yang masuk ke wilayah tersebut. "Meskipun ada peningkatan bantuan, kebutuhan di Gaza masih jauh lebih besar. Kami mendesak Israel untuk mengizinkan lebih banyak truk dan distribusi bantuan yang lebih efektif," pungkasnya.