Sering Buang Air Kecil, Normal atau Pertanda Masalah Kesehatan? Ini 7 Penyebabnya!

Pernah merasa bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil dan bertanya-tanya apakah ini normal? Jangan khawatir, banyak orang mengalami hal serupa. Frekuensi buang air kecil memang jarang dibicarakan, namun penting untuk mengetahui batasan normalnya. Dorongan konstan untuk buang air kecil bisa jadi indikasi adanya masalah kesehatan yang perlu diperhatikan.

Secara umum, kebanyakan orang buang air kecil antara 4 hingga 10 kali sehari, dengan rata-rata 7 kali. Jika frekuensi buang air kecil Anda melebihi itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Ada dua istilah yang seringkali tertukar: sering buang air kecil dan buang air kecil berlebihan. Sering buang air kecil merujuk pada dorongan untuk ke toilet yang lebih sering dari biasanya, meskipun jumlah urine yang dihasilkan normal. Sementara buang air kecil berlebihan berarti tubuh memproduksi urine dengan sangat cepat, sehingga kandung kemih cepat penuh dan memicu dorongan untuk buang air kecil.

Meskipun diagnosis dari dokter adalah yang terbaik, mengetahui penyebab umum di balik dorongan konstan ini bisa menjadi langkah awal yang baik. Berikut adalah tujuh alasan umum mengapa Anda mungkin merasa harus buang air kecil terus-menerus:

  1. Infeksi Saluran Kemih (ISK): Peradangan akibat infeksi bakteri pada saluran kemih dapat mengiritasi dinding kandung kemih dan uretra, memicu dorongan untuk buang air kecil lebih sering, meskipun hanya sedikit urine yang keluar. Gejala lain yang mungkin menyertai adalah nyeri saat buang air kecil atau nyeri punggung bawah. ISK biasanya diobati dengan antibiotik.

  2. Stres: Kondisi mental seperti kecemasan dan stres dapat berdampak pada kesehatan fisik, termasuk sistem kemih. Sering buang air kecil bisa jadi reaksi terhadap stres, terkait dengan respons alami tubuh dalam menghadapi ancaman (fight-or-flight).

  3. Tekanan pada Kandung Kemih: Struktur abnormal di dalam tubuh, seperti tumor (kanker atau jinak), massa panggul, atau batu kandung kemih, dapat menekan kandung kemih dan memicu dorongan untuk buang air kecil. Pembesaran prostat (benign prostatic hyperplasia/BPH) pada pria, terutama di atas usia 50, juga dapat menekan uretra dan mengiritasi kandung kemih.

  4. Kandung Kemih Terlalu Aktif (Overactive Bladder/OAB): Kondisi ini menyebabkan otot kandung kemih berkontraksi tanpa disengaja, bahkan saat kandung kemih hampir kosong. Penderita OAB akan merasakan dorongan tiba-tiba dan kuat untuk buang air kecil. Jika tidak diobati, OAB dapat menyebabkan inkontinensia urine (beser).

  5. Iritasi atau Cedera Saraf Tulang Belakang: Gangguan neurologis dan cedera pada saraf tulang belakang dapat mengganggu komunikasi antara otak dan otot yang mengendalikan kandung kemih. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah dengan kontrol dan pengosongan kandung kemih. Beberapa kondisi yang terkait termasuk Alzheimer, cerebral palsy, stroke, gangguan saraf, diabetes, dan Parkinson.

  6. Infeksi Menular Seksual (IMS): Bakteri dan virus penyebab IMS, seperti Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, dan Herpes simplex, dapat menginfeksi uretra (uretritis) dan memicu sering buang air kecil. Pemeriksaan rutin dapat membantu memastikan Anda mendapatkan pengobatan yang tepat jika IMS menjadi penyebabnya.

  7. Perubahan Pola Makan atau Obat-obatan: Makanan dan minuman tertentu, seperti alkohol, kafein, dan pemanis buatan, memiliki efek diuretik (meningkatkan produksi urine). Beberapa obat-obatan, seperti lithium, inhibitor SGLT2 untuk diabetes, SSRI (termasuk Lexapro, Zoloft, dan Prozac), dan beberapa obat tekanan darah, juga dapat memicu sering buang air kecil.

Jika Anda mengalami dorongan untuk buang air kecil yang terus-menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan membantu mencari tahu penyebabnya dan memberikan penanganan yang tepat.

Scroll to Top