Jakarta, CNN Indonesia — Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan memangkas, bahkan menghapus tarif dagang untuk sejumlah negara apabila target tertentu tercapai.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa tujuan utama penerapan tarif adalah untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Pada tahun 2024, neraca perdagangan AS mencatat defisit sebesar US$1,18 triliun.
"Seiring waktu, tarif-tarif ini seharusnya menjadi ‘es batu yang mencair’," ujar Bessent dalam sebuah wawancara. Metafora ini mengisyaratkan bahwa tarif dagang yang diberlakukan Trump berpotensi untuk diturunkan atau bahkan dihilangkan sama sekali.
Bessent tidak memberikan rincian spesifik mengenai penerapan tarif per negara. Ia hanya menyampaikan kemungkinan penurunan tarif apabila target Pemerintah AS tercapai.
"Jika produksi kembali ke AS, maka kita akan mengurangi impor. Dengan demikian, kita akan mencapai keseimbangan," jelasnya.
Ia juga tidak merinci kesepakatan AS dengan negara-negara secara spesifik. Bessent hanya menyebutkan bahwa AS akan secara berkala meninjau ulang kesepakatan yang sudah ada. Negosiasi dengan negara-negara yang belum mencapai kesepakatan ditargetkan selesai pada akhir Oktober.
"Saya tidak tahu apakah kami akan meninjau setiap kuartal, semester, atau tahunan, untuk memastikan semua negara memenuhi perjanjian yang telah disepakati," ungkap Bessent.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memberlakukan kebijakan tarif dagang untuk barang-barang impor yang masuk ke AS. Indonesia termasuk negara yang terdampak, dengan tarif sebesar 19 persen yang mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Pemerintah Indonesia menyatakan terus berupaya melobi AS agar mendapatkan tarif 0 persen untuk sejumlah komoditas utama.
"Untuk komoditas, mungkin belum bisa saya sampaikan. Tetapi dalam proses negosiasi, kita juga ingin mendapatkan penurunan tarif untuk komoditas yang tidak dimiliki atau tidak diproduksi oleh AS," kata Menteri Perdagangan Budi Santoso.