Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa impresif pada sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (12 Agustus 2025). Melaju kencang sebesar 1,84% atau melonjak 139 poin, IHSG berhasil mencapai angka 7.745,72, semakin mendekati ambang psikologis 7.800.
Pergerakan positif ini didorong kuat oleh saham-saham unggulan (blue chip), terutama dari sektor perbankan pelat merah.
Secara keseluruhan, 369 saham mengalami kenaikan harga, sementara 241 saham terkoreksi, dan 189 lainnya stagnan. Volume transaksi tercatat cukup aktif, mencapai Rp 10,34 triliun dengan melibatkan 16,48 miliar saham dalam 1,27 juta transaksi.
Hampir semua sektor perdagangan mencatatkan penguatan, dengan sektor teknologi dan finansial memimpin kenaikan. Sektor energi dan properti menjadi satu-satunya sektor yang mengalami penurunan pada hari ini.
Saham DCI Indonesia (DCII), yang sebelumnya menjadi pemberat IHSG, kini menjadi pendorong utama dengan kontribusi 27,23 poin. Saham milik Toto Sugiri dan Salim ini melonjak hingga batas auto rejection atas, naik 9,99% ke Rp 278.250 per saham.
Bank Central Asia (BBCA), emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, juga mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 2,63% ke Rp 8.775 per saham, berkontribusi 16,06 poin terhadap indeks.
Saham-saham BUMN perbankan juga turut meramaikan penguatan IHSG. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) melesat 3,94% ke Rp 3.960 per saham dengan kontribusi 24,72 poin, menjadi pendorong utama terbesar kedua. Bank Mandiri (BMRI) naik 3,60% ke Rp 4.890 per saham dengan kontribusi 14,88 poin. Telkom Indonesia (TLKM) naik 3,34% ke Rp 3.090 per saham dengan kontribusi 11,39 poin. Bank Negara Indonesia (BBNI) juga mencatatkan kenaikan sebesar 4,76% ke Rp 4.400 per saham dengan kontribusi 7,12 poin.
Kenaikan IHSG tak lepas dari kembalinya investor asing ke pasar modal Indonesia. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 849,85 miliar kemarin. Tren net buy ini juga terlihat selama sepekan terakhir, setelah sebelumnya didominasi oleh aksi jual bersih.
Saham perbankan menjadi incaran utama investor asing. BBCA mencatat net buy asing terbesar, yakni Rp 425,1 miliar, diikuti oleh BBRI sebesar Rp 234,6 miliar dan FILM sebesar Rp 117,2 miliar.
Pasar Asia-Pasifik secara umum juga mengalami penguatan. Indeks Nikkei 225 Jepang mencetak rekor tertinggi, didorong oleh sentimen positif terkait perpanjangan gencatan senjata perdagangan AS-China.
Indeks Nikkei 225 Jepang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di 42.629,17, dipimpin oleh sektor energi, teknologi, keuangan, dan utilitas.
Fokus pasar saat ini tertuju pada dua faktor eksternal utama. Pertama, rilis data inflasi AS periode Juli 2025 yang akan mempengaruhi kebijakan moneter The Fed. Kedua, kelanjutan perundingan tarif impor AS-China.
Dari dalam negeri, rilis data penjualan ritel kemarin dan kembalinya dana asing ke pasar modal memberikan sentimen positif bagi IHSG.