Kabinet Arab Saudi menyampaikan kecaman keras terhadap keputusan Israel untuk memperluas operasi militernya di Jalur Gaza. Pernyataan ini menuduh Tel Aviv melakukan "pembersihan etnis" terhadap warga Palestina.
Kecaman tersebut diumumkan dalam rapat kabinet yang berlangsung di NEOM, dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Kabinet Saudi menyatakan penolakannya terhadap pendudukan Israel di Jalur Gaza, mengutuk tindakan yang dianggap sebagai kejahatan kelaparan, praktik brutal, dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.
Menurut pernyataan resmi, ketidakmampuan komunitas internasional dan Dewan Keamanan untuk menghentikan serangan dan pelanggaran ini telah merusak fondasi sistem dan legitimasi internasional.
Reaksi ini muncul setelah kabinet keamanan Israel menyetujui rencana yang diusulkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengambil alih kendali atas Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza. Tujuan dari rencana ini, menurut Israel, adalah untuk mengalahkan kelompok Hamas di wilayah tersebut.
Meskipun rencana Israel mendapat banyak kritik, Netanyahu membela tindakannya, menekankan bahwa Israel tidak punya pilihan lain selain menyelesaikan pekerjaan dan mengalahkan Hamas. Ia mengklaim bahwa Israel menguasai sebagian besar wilayah Gaza secara militer dan akan segera memulai serangan militer terbaru untuk menyelesaikan operasi tersebut dengan cepat.