GAZA – Agresi militer Israel di Kota Gaza semakin intensif dalam tiga hari terakhir, ditandai dengan peningkatan serangan udara yang signifikan. Hal ini terjadi setelah pengumuman rencana Israel untuk menduduki kota tersebut.
Menurut keterangan dari petugas Pertahanan Sipil Gaza, pemboman oleh pasukan Israel meningkat tajam, menggunakan berbagai jenis senjata, termasuk bom, drone, dan amunisi berdaya ledak tinggi. Serangan ini menyebabkan kerusakan parah pada rumah-rumah warga sipil.
Eskalasi ini terjadi tak lama setelah pemerintah Israel menyetujui rencana perebutan Kota Gaza. Meskipun belum ada jadwal pasti yang diumumkan, Perdana Menteri Israel mengisyaratkan operasi akan berlangsung "cukup cepat."
Rekaman video yang beredar menunjukkan kekacauan pasca serangan Israel di pusat Kota Gaza. Warga berkerumun di jalan, mencoba menyelamatkan korban luka di tengah genangan darah.
Laporan dari lapangan menyebutkan dua serangan terbaru Israel menargetkan wilayah Sabra dan sebuah bangunan tempat tinggal di pusat kota, menewaskan sedikitnya tujuh orang.
Di tengah situasi yang memilukan, para jurnalis di Gaza menyatakan tekad mereka untuk terus meliput perang, meskipun diliputi kesedihan dan ketakutan atas jatuhnya korban jiwa dari kalangan pekerja media.
Serangan udara Israel terus menggempur Gaza, terutama Khan Younis dan Kota Gaza, menyebabkan 48 orang tewas, termasuk wanita dan anak-anak.
Selain itu, krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Dua orang dilaporkan meninggal dunia akibat kekurangan gizi, seorang anak laki-laki berusia enam tahun dan seorang pria berusia 30 tahun. Data terbaru menunjukkan lebih dari 200 warga Gaza meninggal dunia karena malnutrisi sejak konflik dimulai.