China Buka Pintu Dialog dengan AS di Tengah Perang Tarif Impor yang Memanas

Jakarta, CNN Indonesia — China memberikan sinyal kesediaan untuk berunding dengan Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif impor yang sangat tinggi terhadap produk-produk asal Beijing.

Menurut juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yongqian, Beijing siap berdiskusi dengan pemerintahan Trump asalkan Washington menghormati posisi China. Hal ini disampaikan setelah kedua negara saling meningkatkan tarif impor sebagai bentuk pembalasan.

"China bersedia berdialog jika dilakukan atas dasar kesetaraan dan saling menghormati," ujar He Yongqian. Ia menekankan bahwa China tidak akan tunduk pada "tekanan, ancaman, atau pemerasan" dan siap "berjuang sampai akhir" dalam menghadapi tindakan Washington.

Senada dengan itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan bahwa Beijing tidak akan menyerah dalam perseteruan ini.

Sebelumnya, Trump secara resmi memberlakukan tarif super tinggi terhadap produk-produk China sebagai respons atas tarif balasan yang dikenakan oleh Beijing. Trump mengenakan pajak sebesar 125 persen untuk produk-produk China yang masuk ke pasar AS.

Tindakan ini merupakan eskalasi dari perang tarif yang sebelumnya telah berlangsung, di mana China mengenakan tarif 84 persen untuk produk AS sebagai balasan atas tarif yang sebelumnya dipatok AS sebesar 104 persen.

Di tengah situasi ini, Trump juga memutuskan untuk menunda penerapan tarif serupa ke banyak negara lain. Ia mengumumkan bahwa AS akan memungut pajak timbal balik minimal 10 persen terhadap negara-negara yang juga mengenakan pajak bagi produk-produk Washington.

Namun, implementasi pajak timbal balik ini ditunda selama 90 hari setelah mendapat reaksi negatif dari berbagai negara di dunia. Negara-negara yang telah terdata akan dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen.

Scroll to Top