Vaksin mRNA dan Kanker: Fakta Ilmiah Menepis Hoaks

Isu tentang vaksin berbasis mRNA yang dituding memicu kanker kembali mencuat. Klaim ini dibantah tegas oleh peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Menurut mereka, tudingan tersebut sama sekali tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.

Vaksin mRNA bekerja dengan cara memberikan instruksi sementara kepada sel tubuh untuk memproduksi protein tertentu, contohnya protein spike pada virus COVID-19. Proses ini berlangsung di sitoplasma sel, bukan di inti sel tempat DNA berada. Dengan demikian, vaksin mRNA tidak berinteraksi langsung dengan DNA dan tidak mengubah susunan genetik manusia.

Bagaimana Vaksin mRNA Bekerja dan Mengapa Aman?

Penting untuk dipahami bahwa mRNA tidak dapat menyatu dengan DNA manusia tanpa bantuan enzim khusus yang disebut reverse transcriptase. Enzim ini tidak secara alami ada di dalam tubuh manusia. Selain itu, vaksin mRNA tidak memiliki mekanisme yang memungkinkan terjadinya integrasi ke dalam DNA. Data ilmiah yang ada menunjukkan bahwa platform mRNA telah terbukti aman dan efektif dalam pengembangan vaksin modern.

Di era media sosial, penyebaran informasi palsu sangatlah mudah. Untuk mengatasi hal ini, edukasi publik menjadi kunci utama. Informasi ilmiah mengenai vaksin harus disampaikan dengan bahasa yang sederhana, mudah dicerna, dan menghindari ambiguitas.

Para peneliti, akademisi, dan tenaga kesehatan dihimbau untuk selalu berpegang pada bukti ilmiah saat meluruskan informasi yang salah. Penjelasan harus berfokus pada fakta dan data ilmiah yang membuktikan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Scroll to Top