Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tidak akan menyerahkan Donbas, wilayah penting di Ukraina timur, kepada Rusia. Penegasan ini muncul menjelang pertemuan penting antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump di Alaska.
Zelensky memperingatkan bahwa menyerahkan Donbas sama saja membuka pintu bagi agresi Rusia yang lebih luas, yang berpotensi memicu "perang ketiga" di Ukraina. Ia berpendapat bahwa bagi Rusia, Donbas adalah titik awal untuk melancarkan serangan lebih lanjut.
"Jika kita meninggalkan Donbas, baik secara sukarela maupun di bawah tekanan, kita akan memicu perang ketiga," ujarnya.
Putin diperkirakan akan menuntut wilayah Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan damai. Sebagian besar spekulasi mengenai gencatan senjata menyebutkan bahwa Putin akan meminta pasukan Ukraina untuk menarik diri dari seluruh Donbas. Namun, Zelensky menolak mentah-mentah tuntutan tersebut.
"Saya tidak berhak menyerahkan negara saya," tegas Zelensky. Ia menekankan bahwa meninggalkan Donbas akan memberikan Rusia keuntungan strategis untuk serangan di masa depan.
Zelensky dan pejabat militer Ukraina telah menyuarakan kekhawatiran tentang peningkatan pasukan Rusia yang mengindikasikan persiapan untuk serangan baru yang diperkirakan akan diluncurkan pada bulan September.
"Saya belum mendengar proposal apa pun yang dapat menjamin bahwa perang baru tidak akan dimulai dan bahwa Putin tidak akan mencoba menduduki kota-kota seperti Dnipro, Zaporizhzhia, dan Kharkiv," tambahnya.
Invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022, setelah sebelumnya Rusia mencaplok Krimea secara ilegal pada tahun 2014.