Harga Emas Bangkit Kembali Pasca Tertekan, Inflasi AS Jadi Penopang

Harga emas menunjukkan sinyal pemulihan setelah mengalami penurunan signifikan pada sesi perdagangan sebelumnya. Penguatan ini didorong oleh data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dirilis, serta pelemahan nilai tukar dolar AS.

Pada hari Selasa (12/8/2025), harga emas dunia mengalami kenaikan tipis sebesar 0,03% dan berada di level US$3.345 per troy ons. Pemulihan ini menjadi angin segar setelah harga emas tertekan hingga 1,5% pada hari yang sama.

Pada hari Rabu (13/8/2025) pukul 06.54 WIB, harga emas dunia di pasar spot melanjutkan penguatan sebesar 0,16% dan mencapai posisi US$3.350,50 per troy ons.

Kenaikan harga emas ini dipicu oleh data inflasi AS yang mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).

Selain itu, pelemahan dolar AS juga turut berkontribusi. Dolar AS yang lebih murah membuat emas lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang lain.

Indeks dolar AS terpantau melemah 0,43% ke level 98,09 pada hari Selasa (12/8/2025).

Indeks Harga Konsumen (IHK) AS tercatat naik 2,7% secara tahunan (YoY) pada bulan Juli, sedikit di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 2,8%.

Sementara itu, inflasi inti, yang tidak memasukkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, meningkat 3,1% secara tahunan, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 3%.

Data inflasi ini meningkatkan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed.

Berdasarkan data dari CME’s FedWatch Tool, pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 94% bahwa penurunan suku bunga akan terjadi pada bulan depan, meningkat dari 85% sebelum rilis data inflasi.

Para analis menilai bahwa angka inflasi mendukung potensi penurunan suku bunga. Namun, para pelaku pasar tetap berhati-hati dan menunggu indikator ekonomi lebih lanjut.

Beberapa data penting lainnya yang akan dirilis minggu ini termasuk Indeks Harga Produsen AS, klaim pengangguran mingguan, dan data penjualan ritel.

Di sisi lain, AS dan China telah memperpanjang gencatan senjata tarif selama 90 hari, yang mencegah implementasi bea masuk tiga digit untuk barang-barang dari kedua negara.

Harga emas masih bergerak dalam kisaran antara level support dan resistance utama, seiring dengan investor yang mencerna perkembangan terbaru terkait kebijakan tarif.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan daya tarik emas, karena emas tidak menghasilkan bunga. Emas juga dianggap sebagai aset safe haven yang menarik selama periode ketidakpastian ekonomi.

Scroll to Top