Di antara hamparan planet dengan warna-warna menakjubkan di tata surya kita, seperti Merkurius yang abu-abu, Venus yang putih kekuningan, atau Mars yang merah membara, tersembunyi sebuah dunia yang tak kalah mempesona: GJ 504b, sang planet merah muda. Terletak jauh di luar jangkauan tata surya, eksoplanet ini menawarkan misteri yang menantang pemahaman kita tentang pembentukan planet.
Pesona Magenta di Rasi Virgo
GJ 504b, sebuah planet raksasa gas, mengorbit bintang terang bernama GJ 504 di rasi bintang Virgo, berjarak sekitar 57 tahun cahaya dari Bumi. Usianya tergolong muda, baru sekitar 160 juta tahun, jauh lebih muda dibandingkan Bumi yang telah berusia 4,5 miliar tahun. Bintang induknya sedikit lebih panas dari Matahari dan bahkan dapat dilihat dengan mata telanjang dalam kondisi tertentu.
Warna magenta gelap atau merah muda sakura yang redup menjadi ciri khas GJ 504b. Warna ini terungkap berkat data inframerah yang dikumpulkan oleh Teleskop Subaru di Hawaii. Para ilmuwan menggambarkan planet ini sebagai dunia yang masih bersinar karena panas pembentukannya, memancarkan rona lembut namun misterius. Selain itu, analisis menunjukkan bahwa atmosfernya mungkin memiliki lebih sedikit awan dibandingkan planet sejenis.
Karakteristik Sang Planet Merah Muda
Berikut adalah beberapa karakteristik utama GJ 504b:
- Jenis: Raksasa gas, serupa dengan Jupiter, tanpa permukaan padat.
- Ukuran & Massa: Kira-kira 4 kali massa Jupiter, dengan radius 1,22 kali lebih besar.
- Orbit: Terletak sangat jauh dari bintang induknya, sekitar 44 kali jarak Bumi-Matahari, jauh di luar zona layak huni.
- Suhu: Sekitar 237°C (460°F), cukup panas untuk melelehkan logam.
- Atmosfer: Diperkirakan memiliki lebih sedikit awan, yang mungkin mempengaruhi warna yang terlihat dalam pencitraan inframerah.
Mustahil untuk Dihuni
Membayangkan perjalanan ke GJ 504b mungkin terdengar menarik. Saat memasuki atmosfernya, langit akan berubah menjadi merah muda pucat. Awan-awan tipis dari tetesan air beku akan melayang di sekeliling. Namun, semakin dalam menyelam, warna atmosfer akan berubah menjadi kemerahan gelap, suhu meningkat drastis, dan tekanan akan terasa sangat kuat. Panasnya akan menjadi ekstrem, cukup untuk melelehkan pesawat luar angkasa. Jelas, GJ 504b tidak dapat dihuni karena suhu yang terlalu panas, tidak adanya daratan, dan komposisinya yang seluruhnya terdiri dari gas.
Mengapa GJ 504b Penting bagi Ilmu Pengetahuan?
Penemuan GJ 504b memberikan tantangan bagi teori pembentukan planet yang dikenal sebagai core accretion (akresi inti). Teori ini menyatakan bahwa planet mirip Jupiter terbentuk dari tabrakan asteroid dan komet yang menciptakan inti padat, yang kemudian menarik gas dari cakram di sekitarnya. Namun, jarak GJ 504b yang sangat jauh dari bintangnya membuat teori ini sulit menjelaskan keberadaannya. Penemuan ini mendorong para ilmuwan untuk mempertimbangkan teori pembentukan planet alternatif atau merevisi asumsi yang ada.
GJ 504b ditemukan melalui program yang menggunakan instrumen optik adaptif dan kamera inframerah untuk menangkap cahaya redup planet di dekat bintang terang. Penemuan ini seperti "memotret kunang-kunang di dekat lampu sorot," menggambarkan betapa sulitnya proses tersebut.
GJ 504b bukan hanya memikat karena warnanya yang eksotis, tetapi juga karena misteri ilmiah di balik pembentukannya. Meskipun tidak bisa dihuni, dunia ini menjadi jendela pengetahuan baru tentang keanekaragaman planet di galaksi kita. Mungkin, di luar sana, masih banyak planet dengan warna dan sifat yang bahkan lebih aneh menunggu untuk ditemukan.