Gaza Membara: Israel Tingkatkan Serangan, Targetkan Jurnalis dan Picu Kecaman Internasional

Kota Gaza kembali menjadi sasaran serangan dahsyat militer Israel pada Senin (11/8/2025), menandai eskalasi konflik yang mengkhawatirkan. Serangan udara dan tembakan tank menghantam wilayah Sabra, Zeitoun, dan Shejaia, mengirimkan gelombang ketakutan di antara warga sipil.

"Suara-suara itu seperti perang dimulai dari awal lagi," ungkap seorang warga Gaza, menggambarkan intensitas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa minggu terakhir.

Eskalasi ini terjadi setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan niatnya untuk memperluas operasi militer terhadap Hamas, yang kini terkonsentrasi di Kota Gaza. Diperkirakan satu juta warga Palestina mencari perlindungan di kota tersebut setelah evakuasi dari wilayah utara.

Jurnalis Jadi Sasaran

Serangan Israel tidak hanya menyasar wilayah pemukiman, tetapi juga jurnalis yang bertugas meliput konflik. Sebuah serangan udara di kompleks Rumah Sakit Al Shifa merenggut nyawa enam jurnalis, termasuk wartawan Al Jazeera, Anas Al-Sharif. Israel mengklaim Al-Sharif terlibat dalam aktivitas Hamas, tuduhan yang dibantah keras oleh Al Jazeera dan Al-Sharif sendiri sebelum kematiannya.

Serangan terhadap jurnalis semakin menambah daftar panjang korban awak media dalam konflik ini, dengan ratusan jurnalis dilaporkan tewas.

Klaim Israel atas Penghancuran Situs Hamas

Militer Israel mengklaim telah menghancurkan situs peluncuran roket Hamas di timur Kota Gaza, yang digunakan untuk menyerang wilayah Israel. Netanyahu menegaskan tekadnya untuk mempercepat rencana serangan baru, dengan fokus pada Kota Gaza sebagai "ibu kota Hamas".

Reaksi Internasional

Rencana eskalasi militer Israel memicu gelombang kecaman internasional. Presiden Perancis Emmanuel Macron menyebutnya sebagai "bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya" dan "langkah menuju perang yang tak berujung".

Beberapa negara Eropa, termasuk Jerman, telah menghentikan ekspor peralatan militer ke Israel yang berpotensi digunakan di Gaza. Negara-negara lain mendesak Israel untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.

Di sisi lain, Duta Besar AS untuk Israel menilai beberapa negara lebih menekan Israel daripada Hamas, yang dianggap sebagai pemicu konflik.

Konteks Konflik

Konflik ini dipicu oleh serangan Hamas pada Oktober 2023, yang menewaskan ribuan warga Israel dan menyebabkan penyanderaan ratusan lainnya. Serangan balasan Israel telah menyebabkan puluhan ribu warga Palestina tewas.

Eskalasi militer terjadi di tengah krisis kemanusiaan yang parah di Gaza, dengan ancaman kelaparan meluas.

Scroll to Top