Luar angkasa, yang selama ini kita kenal sebagai ruang hampa yang sunyi, ternyata menyimpan kejutan. Para ilmuwan telah berhasil mengungkap "musik" tersembunyi di alam semesta, berkat teknologi sonifikasi yang mengubah data luar angkasa menjadi bunyi yang dapat didengar.
Teknologi sonifikasi memungkinkan kita untuk "mendengar" fenomena luar angkasa yang sebelumnya tak terbayangkan. Gelombang tekanan dari lubang hitam supermasif di gugus galaksi Perseus, hingga hembusan angin di planet Mars, semuanya kini dapat diubah menjadi suara yang informatif dan menakjubkan.
Kosong Bukan Berarti Sepi
Meski sebagian besar luar angkasa adalah ruang hampa dengan minimnya partikel, bukan berarti tidak ada aktivitas sama sekali. Chris Impey, profesor astronomi, menjelaskan bahwa ketiadaan medium membuat perambatan suara sangat sulit. Namun, di beberapa tempat, fenomena luar angkasa menghasilkan gelombang yang bisa diolah.
Lubang Hitam "Menggeram" dan Angin Mars yang Bersuara
Di gugus galaksi Perseus, lubang hitam supermasif memuntahkan gas panas, menciptakan gelombang tekanan yang dapat diartikan sebagai suara. Penelitian mengungkap bahwa nada yang dihasilkan sangat rendah, jauh di bawah jangkauan pendengaran manusia.
Sementara itu, wahana penjelajah Mars merekam hembusan angin di Planet Merah. Meski atmosfer Mars tipis dan menghasilkan frekuensi suara yang rendah, data ini tetap memberikan informasi berharga tentang kondisi planet tersebut. Venus, dengan atmosfernya yang lebih padat, diperkirakan memiliki suara angin yang sangat berbeda, meski eksplorasinya masih menantang.
Mendekatkan Alam Semesta Melalui Suara
Sonifikasi menawarkan cara inovatif untuk mendekatkan masyarakat dengan data astronomi. Kimberly Arcand dari NASA’s Chandra X-ray Observatory menekankan bahwa metode ini memberikan pengalaman yang lebih personal dengan luar angkasa. Bahkan, proyek ini membantu penyandang tunanetra untuk mengakses dan memahami data ilmiah dengan lebih mudah.
"Ada simfoni sunyi di alam semesta. Mengapa tidak kita ubah agar bisa kita dengar sendiri?" ungkap Kimberly Arcand, menggambarkan betapa pentingnya inovasi ini dalam memperluas pemahaman kita tentang jagat raya.