Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi sorotan dunia. Persaingan di berbagai bidang ini memunculkan pertanyaan tentang kekuatan militer kedua negara, terutama terkait keberadaan pangkalan militer mereka. Berikut perbandingan yang mengungkap perbedaan signifikan dalam skala, jangkauan, dan tujuan strategis pangkalan militer AS dan China.
Jumlah dan Sebaran: Jangkauan Global vs. Fokus Regional
Amerika Serikat: Dengan lebih dari 750 pangkalan militer yang tersebar di lebih dari 80 negara, AS memiliki jaringan global yang luas. Kehadirannya mencakup Asia Timur (Jepang, Korea Selatan, Guam), Timur Tengah (Qatar, Bahrain, Kuwait), Eropa (Jerman, Italia, Inggris), Afrika (Djibouti), serta Amerika Latin & Pasifik (Puerto Rico, Hawaii, Australia). Tujuannya jelas: mempertahankan dominasi global, menjamin keamanan sekutu NATO dan mitra strategis, serta memproyeksikan kekuatan di seluruh dunia.
China: Berbeda dengan AS, China memiliki sangat sedikit pangkalan militer di luar negeri. Saat ini, hanya ada satu pangkalan resmi di Djibouti, Afrika Timur. Ekspansi potensial mungkin terjadi ke Pakistan, Kamboja, Kepulauan Solomon, atau Uni Emirat Arab, tetapi belum mencapai skala seperti AS. Tujuan utama pangkalan militer China adalah melindungi kepentingan ekonomi, proyek Belt and Road Initiative (BRI), keamanan jalur perdagangan, dan akses energi.
Skala dan Infrastruktur: Fasilitas Lengkap vs. Logistik Terfokus
Amerika Serikat: Pangkalan militer AS dilengkapi dengan fasilitas lengkap, termasuk bandara militer, pelabuhan, fasilitas intelijen, dan pusat komando. Pangkalan-pangkalan ini mampu menampung puluhan ribu personel militer asing secara permanen.
China: Pangkalan China di Djibouti relatif lebih kecil, namun tetap modern. Fokusnya adalah menyediakan dukungan logistik bagi angkatan laut dan misi anti-pembajakan.
Strategi Militer: Penempatan Depan vs. Pertahanan Regional
Amerika Serikat: AS menerapkan strategi "forward deployment" dengan menempatkan pasukan di dekat zona konflik potensial. Komando terpisah di tiap kawasan dunia (CENTCOM, PACOM, EUCOM, dll) menunjukkan komitmen global.
China: Strategi militer China saat ini lebih defensif dan regional, dengan fokus utama di kawasan Indo-Pasifik. Pembangunan kekuatan Angkatan Laut (PLAN) bertujuan untuk memperluas jangkauan secara bertahap.
Aliansi dan Persekutuan: Jaringan Luas vs. Hubungan Bilateral
AS: Memiliki jaringan aliansi yang kuat sebagai pemimpin NATO, mitra Quad (AS, Jepang, India, Australia), AUKUS, dan berbagai kerja sama pertahanan lainnya.
China: Lebih mengutamakan hubungan bilateral, seperti hubungan militer dengan Rusia, Pakistan, dan negara-negara mitra BRI.
Kesimpulan: Amerika Serikat tetap menjadi kekuatan militer global dengan jaringan pangkalan terbesar dan tersebar luas di dunia. China, di sisi lain, baru mulai membangun kehadiran di luar negeri, dengan fokus di Asia dan Afrika, namun dengan potensi pertumbuhan seiring ambisi globalnya.