Pemerintah Israel dilaporkan tengah menjajaki kemungkinan relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza ke beberapa negara. Nama Indonesia muncul dalam daftar negara yang diajak berunding, bersama dengan Somaliland, Uganda, Sudan Selatan, dan Libya.
Sumber diplomatik Israel mengungkapkan bahwa beberapa negara menunjukkan peningkatan minat untuk menerima imigrasi sukarela dari Jalur Gaza. Indonesia dan Somaliland disebut-sebut sebagai pihak yang paling terbuka terhadap gagasan tersebut, meskipun belum ada keputusan final yang diambil.
Somaliland, wilayah yang memisahkan diri dari Somalia, dikabarkan berharap kesepakatan ini dapat membuka jalan bagi pengakuan internasional.
Laporan ini muncul bersamaan dengan klaim bahwa Israel telah membahas pemukiman kembali warga Gaza di Sudan Selatan. Namun, pemerintah Sudan Selatan membantah klaim tersebut dan menyebutnya tidak berdasar serta tidak mencerminkan kebijakan resmi negara.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya menyatakan dukungannya terhadap emigrasi massal warga Gaza. Kebijakan ini juga didukung oleh mantan Presiden AS, Donald Trump. Netanyahu menyatakan bahwa Israel sedang berkomunikasi dengan sejumlah negara untuk menampung warga sipil yang mengungsi dari wilayah konflik.
"Saya pikir ini adalah hal yang paling wajar," kata Netanyahu. "Semua pihak yang peduli terhadap Palestina dan ingin membantu mereka seharusnya membuka pintu bagi mereka. Kami tidak mengusir mereka, kami hanya memberikan mereka kesempatan untuk pergi… pertama-tama, meninggalkan zona pertempuran, dan juga Jalur Gaza itu sendiri, jika mereka menginginkannya."
Ketika ditanya mengenai kendala dalam proses tersebut, Netanyahu menjawab, "Kita membutuhkan negara penerima. Kami sedang berbicara dengan beberapa negara, namun saya tidak akan menyebutkan detailnya di sini."