Ritel modern di Indonesia akan menerapkan pembatasan pembelian beras murah program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan bahwa setiap pelanggan hanya diperbolehkan membeli maksimal dua kemasan beras SPHP. Langkah ini diambil untuk memastikan distribusi beras subsidi tersebut merata kepada seluruh masyarakat.
Pembatasan ini khusus diberlakukan untuk beras SPHP yang merupakan penugasan dari Bulog. Untuk beras premium, ketersediaan stok menjadi penentu utama. Aprindo menghimbau masyarakat untuk tidak panik karena pasokan beras premium diperkirakan akan kembali normal dalam waktu dekat.
Sempat terjadi kendala dalam pasokan beras di ritel karena sejumlah anggota Aprindo dipanggil oleh pihak kepolisian terkait penjualan beras. Hal ini menyebabkan penurunan sementara dalam pasokan.
Penyaluran beras SPHP ke ritel adalah bagian dari upaya Bulog untuk membantu mendistribusikan beras di tengah harga yang masih tinggi. Distribusi beras SPHP sudah mulai berjalan, dimulai dari pengiriman ke gudang sebelum akhirnya disalurkan ke toko-toko.
Perum Bulog telah memulai penyaluran beras SPHP ke jaringan ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret setelah mendapatkan izin dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Tindakan ini dilakukan untuk mengatasi kekosongan stok beras akibat harga yang tinggi dan kasus beras oplosan.
Direktur Utama Bulog memastikan bahwa pengiriman dilakukan berdasarkan permintaan dari distribution center (DC) masing-masing perusahaan ritel. Kualitas dan kuantitas beras SPHP dijamin terjaga, termasuk kemasan yang dilebihkan untuk mengantisipasi penyusutan.
Hingga saat ini, SPHP telah disalurkan ke 12 mitra ritel modern dengan total kuantitas mencapai 19 ribu kilogram. Program ini diharapkan dapat terus berjalan hingga 31 Desember 2025.