Jurus Baru China Hadapi Perang Dagang: Pintu Ekonomi Dibuka Lebar!

Pemerintah Tiongkok, di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, mengambil langkah strategis dalam menghadapi tekanan perang dagang dari Amerika Serikat yang digagas oleh Presiden Donald Trump. Sebuah gebrakan dilakukan dengan merilis versi terbaru dari "daftar negatif" yang bertujuan untuk meruntuhkan tembok penghalang bagi investasi asing di ekonomi terbesar kedua dunia ini.

Beijing secara signifikan memangkas jumlah sektor industri yang sebelumnya dibatasi, dari 117 menjadi hanya 106. Daftar negatif, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2018, berfungsi sebagai panduan yang mengidentifikasi sektor-sektor di mana investasi asing dibatasi atau bahkan dilarang sepenuhnya.

Langkah pelonggaran ini diambil seiring dengan ancaman tarif AS yang berpotensi memperburuk kondisi ekonomi Tiongkok, yang saat ini tengah bergulat dengan konsumsi domestik yang lesu dan krisis utang di sektor properti. Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) menyatakan bahwa daftar versi 2025 ini akan "menurunkan ambang batas masuk dan merangsang vitalitas pasar."

NDRC menegaskan bahwa sejumlah bidang telah mengalami liberalisasi sebagian.

Secara lebih detail, pelonggaran ini mencakup sektor produksi televisi, layanan telekomunikasi, layanan informasi daring untuk farmasi, perangkat medis, penggunaan obat radioaktif oleh fasilitas medis, serta impor benih hutan. Pemerintah daerah juga didorong untuk memberikan akses yang lebih luas di sektor-sektor seperti transportasi dan logistik, pengiriman barang, dan layanan penyewaan kendaraan.

"Akses pasar untuk investasi pada kendaraan udara tak berawak dan produk tembakau baru seperti rokok elektrik dimasukkan dalam daftar negatif untuk memastikan keuntungan bersih," jelas regulator, tanpa memberikan detail lebih lanjut.

Sebelumnya, Tiongkok telah mengumumkan niatnya untuk lebih jauh meruntuhkan hambatan investasi dan merevisi daftar negatifnya secepat mungkin. Sejak saat itu, para pejabat Tiongkok meningkatkan upaya untuk meyakinkan para pemimpin bisnis global tentang prospek ekonomi jangka panjang negaranya.

Peningkatan frekuensi pertemuan dengan perusahaan multinasional terjadi setelah investasi langsung asing mengalami penurunan tajam sebesar 27,1% dalam mata uang lokal pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Ini merupakan penurunan terbesar sejak krisis keuangan global tahun 2008.

"Promosi yang lebih baik dari model ‘masuk kecuali dilarang’ akan membantu mendorong modal sosial, terutama investasi swasta, dan mempromosikan inovasi ilmiah dan teknologi serta persaingan industri yang sehat," tegas NDRC.

Scroll to Top