RIYADH – Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan keras mengecam pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengungkapkan komitmennya terhadap visi "Israel Raya." Pernyataan ini telah memicu gelombang kecaman dari berbagai negara.
OKI menilai bahwa komentar Netanyahu mencerminkan retorika ekstremis, provokatif, agresif, dan meremehkan kedaulatan negara lain. Organisasi tersebut menegaskan bahwa pernyataan tersebut melanggar prinsip-prinsip hukum internasional yang mendasar.
"OKI memperingatkan bahaya narasi kolonial ekspansionis ini, yang mengancam stabilitas dan keamanan kawasan serta dunia, memperburuk siklus kekerasan, dan memperpanjang konflik di wilayah tersebut," demikian pernyataan resmi OKI.
Sebelumnya, Netanyahu mendapat kecaman dari sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, Qatar, Yordania, Yaman, dan Liga Arab, terkait komentarnya kepada sebuah saluran berita Israel. Dalam wawancara tersebut, ia menyatakan merasa "sangat terikat" dengan visi "Israel Raya" dan menganggap dirinya "berada dalam misi historis dan spiritual."
Irak turut bergabung dalam kelompok negara yang mengkritik Netanyahu, dengan Kementerian Luar Negeri Irak menyatakan "mengutuk keras" pernyataan tersebut karena dinilai bertujuan "merusak keamanan dan stabilitas di kawasan."
Kementerian Luar Negeri Irak menambahkan, "Kementerian menganggap pernyataan-pernyataan ini sebagai provokasi terang-terangan dan pelanggaran yang jelas terhadap kedaulatan negara, pelanggaran hukum internasional, dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa."