Pemerintah Indonesia menargetkan eliminasi kanker serviks pada tahun 2030 melalui program vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) dan skrining atau deteksi dini. Vaksinasi HPV gratis diberikan kepada masyarakat yang lahir setelah tahun 1999. Sementara itu, bagi mereka yang lahir sebelum tahun tersebut, skrining menjadi opsi penting untuk deteksi dini kanker leher rahim.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan menekankan bahwa kombinasi imunisasi dan skrining adalah strategi efektif untuk melindungi masyarakat dari kanker serviks. Rencana Aksi Nasional (RAN) telah dicanangkan sejak 2022 dengan harapan 90 persen anak-anak di bawah usia 15 tahun, baik laki-laki maupun perempuan, telah mendapatkan vaksinasi HPV pada tahun 2030.
Masyarakat diimbau untuk memanfaatkan layanan skrining HPV gratis yang tersedia, salah satunya melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di puskesmas. Layanan ini mencakup pemeriksaan IVA tes dan HPV DNA, tidak hanya untuk kanker serviks tetapi juga untuk penyakit tidak menular lainnya. Skrining HPV memberikan perlindungan selama 10 tahun ke depan, sehingga tes ulang tidak perlu dilakukan dalam jangka waktu tersebut.
Pemeriksaan HPV direkomendasikan bagi perempuan yang sudah menikah atau aktif secara seksual. Selain itu, menjaga pola hidup sehat juga sangat penting karena berpengaruh pada perkembangan kanker. Dengan upaya vaksinasi dan skrining yang gencar, Indonesia optimis dapat mencapai target eliminasi kanker serviks pada tahun 2030.