Kota Pekalongan menghadapi tantangan serius dengan peningkatan signifikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di tahun 2025. Dinas Kesehatan Kota Pekalongan mencatat lonjakan yang mengkhawatirkan, dengan jumlah kasus hingga akhir Juni mencapai 117, melonjak drastis dari 75 kasus pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Data terbaru menunjukkan bahwa total kasus DBD di tahun 2024 mencapai 127 dengan satu kasus kematian. Namun, hingga Juli 2025, angka ini telah melampaui, mencapai 130 kasus, dan diperkirakan akan terus bertambah. Selain itu, laporan kasus demam dengue non-DBD dari berbagai rumah sakit dan puskesmas telah melampaui 400 kasus.
Pakar epidemiologi dari Dinas Kesehatan setempat mengungkapkan bahwa faktor cuaca ekstrem, dengan fluktuasi antara hujan dan panas yang tak terduga, menjadi pemicu utama. Kondisi ini menciptakan lingkungan ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, dengan banyaknya genangan air di berbagai lokasi, bahkan yang sering terabaikan. Peningkatan kasus ini bukan hanya masalah di Pekalongan, tetapi juga terjadi di berbagai daerah lain.
Sayangnya, partisipasi masyarakat dalam program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) masih kurang optimal. Banyak warga masih mengandalkan fogging sebagai solusi utama, padahal fogging memiliki prosedur dan aturan yang ketat. Dinas Kesehatan Kota Pekalongan telah melaksanakan fogging sebanyak 95 kali di wilayah dengan kasus berdekatan.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi vitamin jika diperlukan. Lebih penting lagi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar menjadi kunci utama pencegahan. Kebersihan rumah tidak akan efektif jika lingkungan sekitarnya masih dipenuhi genangan air dan tumpukan sampah.
Dinas Kesehatan Kota Pekalongan berharap masyarakat meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ikhtiar, upaya bersama, semangat, serta koordinasi maksimal menjadi kunci keberhasilan dalam menekan penyebaran penyakit DBD di Kota Pekalongan.