"Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa" Guncang Layar dengan AI, Tiket Ludes Sebelum Tayang!

Film bertema kepahlawanan nasional, "Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa", mencuri perhatian dengan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang inovatif. Bahkan sebelum resmi diputar, film ini telah berhasil menjual 1.250 tiket, menunjukkan antusiasme besar dari masyarakat.

Produser film, King Bagus, mengungkapkan bahwa biaya produksi film ini relatif terjangkau, hanya sekitar 200 juta rupiah, dan diselesaikan dalam waktu satu bulan. Ia menambahkan, dengan biaya yang efisien, film ini mampu menyajikan visual yang memanjakan mata penonton.

Ditayangkan perdana di Cinepolis Senayan Park, Jakarta, film ini menghadirkan kembali kisah heroik Pangeran Diponegoro dengan detail visual yang memukau dan narasi yang belum pernah diungkap sebelumnya. Film ini diharapkan menjadi jembatan bagi generasi muda untuk mengenang dan memaknai perjuangan Pangeran Diponegoro.

Dengan durasi 30 menit, setiap adegan merekonstruksi perjuangan gigih Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1825–1830) melawan penjajah Belanda. Teknologi AI digunakan untuk membangun kembali suasana kota, medan perang, hingga karakter tokoh dengan tingkat detail yang tinggi, menggabungkan riset sejarah mendalam dengan kekuatan sinema modern.

CEO Mars Media, Koni, menyatakan bahwa meskipun belum sempurna, banyak penonton menilai film ini layak diputar di Istana pada HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Pihaknya berencana memperpanjang durasi film menjadi 1 jam dan memproduksi lebih banyak film edukasi AI bertema pahlawan nasional di masa depan.

"Perkembangan teknologi tidak bisa dibendung. Kita harus memanfaatkannya untuk tujuan positif, termasuk membuka peluang bagi siapa pun yang ingin menjadi kreator film," ujar Koni.

Acara gala premiere film ini dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Atip Latipulhayat, dan Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Damanik, yang memberikan dukungan penuh terhadap hadirnya film edukasi ini. Kehadiran pemerintah menjadi simbol kuat bahwa penggabungan teknologi mutakhir dengan warisan sejarah bangsa mendapat perhatian serius.

Selain itu, acara tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh ternama seperti Oki Setiana Dewi, Cak Lontong, dan motivator Ippho Santosa.

Scroll to Top