Pakistan Utara Diterjang Banjir Bandang dan Longsor: Ratusan Nyawa Melayang

Jakarta – Hujan monsun yang mengguyur wilayah utara Pakistan telah memicu bencana dahsyat banjir bandang dan tanah longsor. Ratusan orang dilaporkan tewas akibat kejadian tragis ini.

Bencana alam ini menciptakan pemandangan yang mengerikan. Warga setempat bahkan menggambarkan situasi ini seolah-olah "kiamat" telah tiba.

Berdasarkan laporan dari pejabat pemerintah pusat dan daerah, sedikitnya 180 korban jiwa berasal dari Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan menambahkan, sekitar sembilan orang tewas di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan dan lima lainnya di Gilgit-Baltistan.

Mayoritas korban meninggal dunia akibat terjangan banjir bandang dan rumah-rumah yang roboh. Di antara para korban, terdapat 19 wanita dan 17 anak-anak. Selain itu, 28 orang lainnya mengalami luka-luka di berbagai wilayah terdampak.

Helikopter Penyelamat Jatuh, Dua Pilot Jadi Korban

Tragedi juga menimpa tim penyelamat. Kepala Menteri Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Gandapur, mengungkapkan bahwa sebuah helikopter pemerintah yang tengah menjalankan misi penyelamatan jatuh akibat cuaca buruk. Lima orang, termasuk dua pilot, tewas dalam insiden tersebut.

Pemerintah provinsi telah menetapkan distrik pegunungan Buner, Bajaur, Mansehra, dan Battagram sebagai wilayah yang paling parah terkena dampak bencana.

Di Bajaur, distrik suku yang berbatasan dengan Afghanistan, warga berkumpul di sekitar ekskavator yang sedang menggali area perbukitan berlumpur. Ibadah pemakaman pun digelar di dekatnya, dengan warga berduka di depan jenazah yang ditutupi selimut.

"Saya mendengar suara gemuruh keras seolah-olah gunung itu runtuh. Saya bergegas keluar dan melihat seluruh area berguncang, seperti kiamat," ujar Azizullah, seorang warga distrik Buner. Puluhan korban jiwa dan luka-luka tercatat di distrik ini.

Warga Mengira Kiamat Telah Tiba

Dahsyatnya bencana ini membuat warga lokal mengira hari akhir telah tiba.

"Saya pikir itu kiamat," kata Azizullah. "Tanah bergetar karena derasnya air, dan rasanya seperti kematian sedang menatap saya."

Badan meteorologi setempat telah mengeluarkan peringatan akan hujan lebat untuk wilayah barat laut Pakistan, mengimbau masyarakat untuk menghindari area-area rawan bencana.

Pemerintah Khyber Pakhtunkhwa telah mengumumkan hari berkabung. Bendera setengah tiang akan dikibarkan di seluruh wilayah provinsi, dan para korban tewas akan dimakamkan dengan penghormatan kenegaraan penuh.

Jumlah Korban Tewas Terus Bertambah

Tim penyelamat Pakistan terus berupaya keras untuk mengevakuasi jenazah dari reruntuhan setelah banjir bandang dan tanah longsor menghantam wilayah utara. Jumlah korban tewas dilaporkan telah mencapai 321 orang.

Otoritas Manajemen Bencana Provinsi Khyber Pakhtunkhwa melaporkan bahwa sebagian besar korban tewas, sekitar 307 orang, berada di area pegunungan provinsi tersebut.

Para korban kehilangan nyawa akibat terjangan banjir bandang dan rumah-rumah yang ambruk. Di antara korban tewas di provinsi itu, terdapat 15 wanita dan 13 anak-anak.

Ribuan Petugas Penyelamat Dikerahkan

Badan penyelamat Provinsi Khyber Pakhtunkhwa mengungkapkan bahwa sekitar 2.000 petugas penyelamat terlibat dalam upaya evakuasi jenazah dari reruntuhan dan puing, serta memberikan bantuan di sembilan distrik yang terdampak. Hujan yang masih mengguyur wilayah tersebut menghambat upaya penyelamatan.

"Hujan deras, tanah longsor di beberapa area, dan jalanan yang tergenang menjadi tantangan besar dalam penyaluran bantuan, terutama dalam pengangkutan alat berat dan ambulans," kata juru bicara badan penyelamat Khyber Pakhtunkhwa, Bilal Ahmed Faizi.

"Karena penutupan jalan di sebagian besar wilayah, para petugas penyelamat berjalan kaki untuk melakukan operasi di daerah-daerah terpencil," sebutnya.

Scroll to Top