Laporan terbaru dari intelijen pertahanan AS mengungkap fakta mengejutkan: sistem rudal pertahanan udara (SAM) Patriot buatan Amerika Serikat ternyata kurang efektif dalam menangkis serangan rudal balistik Rusia yang menghantam Ukraina. Hal ini disebabkan karena Rusia telah memodifikasi rudalnya menjadi "senjata pintar" yang mampu bermanuver dengan kecepatan tinggi dan mengubah lintasan, membuatnya lebih sulit untuk dicegat.
Kondisi ini semakin memperburuk situasi di Ukraina, yang tengah bergulat dengan menipisnya persediaan rudal pencegat Patriot. Kekhawatiran ini tak hanya dirasakan oleh Ukraina, namun juga menghantui negara-negara Barat dan NATO yang mengandalkan sistem Patriot untuk pertahanan udara mereka.
Ukraina sangat bergantung pada rudal Patriot untuk melindungi langit dan kota-kotanya. Serangan udara Rusia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa minggu terakhir, dengan ratusan rudal dan drone diluncurkan setiap minggunya. Kemampuan manuver rudal balistik Rusia yang semakin canggih memungkinkan mereka menembus jaringan pertahanan udara Ukraina.
Selain itu, pasokan rudal Patriot dari AS juga tidak stabil. Laporan sebelumnya mengungkapkan bahwa AS hanya memiliki sekitar 25% dari jumlah rudal pencegat Patriot yang dibutuhkan untuk rencana militer Pentagon. Meskipun AS kini memprioritaskan pasokan rudal Patriot ke Ukraina, permasalahan ini masih menjadi tantangan besar.
Menurut laporan inspektur jenderal AS, efektivitas SAM Patriot terhadap rudal balistik Rusia semakin menurun karena taktik baru Rusia, termasuk penyempurnaan yang memungkinkan rudal mereka mengubah lintasan dan bermanuver, bukan lagi terbang dalam lintasan balistik tradisional. Sebagai contoh, dari tujuh rudal balistik yang diluncurkan dalam serangan pada tanggal 28 Juni, hanya satu yang berhasil ditembak jatuh.
Juru bicara Angkatan Udara Ukraina menyebutkan rudal Iskander-M Rusia dan rudal KN-23 yang dipasok Korea Utara sebagai contoh rudal yang sulit dicegat. Rudal-rudal ini dilengkapi dengan sistem radar-decoy dan menggunakan jalur terbang kuasi-balistik yang membuatnya lebih sulit dilacak dan dicegat oleh sistem Patriot.
Meskipun Ukraina memiliki sistem pertahanan udara era Soviet seperti S-300V1, ketersediaannya diragukan, sehingga Ukraina sangat bergantung pada SAM Patriot. Namun, penggunaan sistem Patriot secara ekstensif selama tiga tahun terakhir telah memberikan Rusia kesempatan untuk mempelajari kemampuan dan jalur penerbangannya, sehingga mereka dapat mengembangkan senjata dan penanggulangan yang lebih baik.
Selain penurunan performa, masalah utama lainnya adalah ketidakmampuan Ukraina untuk meningkatkan pasokan rudal pencegat Patriot, karena mereka sepenuhnya bergantung pada AS. Bahkan AS sendiri menghadapi keterbatasan persediaan pencegat Patriot.
Lockheed Martin, produsen rudal pencegat Patriot, hanya mampu memproduksi 500-600 rudal setiap tahun. Menurunnya efektivitas sistem Patriot juga merupakan sinyal yang mengkhawatirkan bagi negara-negara seperti Israel, Jepang, dan Taiwan, yang juga mengandalkan Patriot untuk pertahanan udara mereka, terutama karena musuh mereka memiliki persenjataan rudal balistik yang luas dan dapat memanfaatkan pelajaran yang dipetik Rusia.