Warung Nasi Ayam Populer di Singapura Gulung Tikar Meski Omzet Puluhan Juta Sehari

Popularitas dan omzet besar ternyata bukan jaminan sebuah bisnis kuliner bisa bertahan. Sebuah warung nasi ayam terkenal di Singapura, OK Chicken Rice dan Humfull Laksa, terpaksa menutup gerainya di Edgedale Plains, Punggol, meski memiliki reputasi bagus dan pendapatan harian yang fantastis.

Warung yang mendapatkan rating tinggi di Google Review ini, mengumumkan penutupannya melalui media sosial. Pemiliknya, Daniel Tan, mengungkapkan bahwa keputusan pahit ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor untuk menyeimbangkan kualitas, kecepatan pelayanan, dan keberlanjutan bisnis.

Meskipun warungnya selalu ramai dan menghasilkan sekitar SGD 2.000 (sekitar Rp 25 juta) per hari, angka tersebut ternyata belum cukup untuk menutupi seluruh biaya operasional. Setelah dikurangi biaya sewa tempat dan gaji karyawan, warung tersebut justru merugi antara SGD 1.000 (Rp 12,6 juta) hingga SGD 3.000 (Rp 37,9 juta) setiap bulannya.

Biaya sewa yang tinggi dan beban gaji karyawan menjadi faktor utama penyebab kerugian. Meski demikian, Daniel Tan memastikan bahwa para karyawannya tidak akan dipecat, melainkan dipindahkan ke gerai lain miliknya.

Penutupan warung nasi ayam populer ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku bisnis kuliner di Singapura. Banyak yang menyoroti mahalnya biaya sewa yang mencekik para pedagang kecil. Bahkan, data menunjukkan bahwa lebih dari 300 gerai makanan dan minuman (F&B) terpaksa tutup setiap bulannya di Singapura akibat masalah serupa. Isu ini juga memicu diskusi tentang kesenjangan sosial dan praktik pemilik lahan yang dinilai kurang berpihak pada usaha kecil menengah.

Scroll to Top