Harga CPO Sentuh Rekor Tertinggi dalam Empat Bulan! Apa Pemicunya?

Harga minyak sawit mentah (CPO) bersinar terang sepanjang minggu ini, mencapai puncak tertinggi dalam empat bulan terakhir. Kenaikan signifikan ini didorong oleh data yang menggembirakan terkait peningkatan ekspor pada periode 1-15 Agustus.

Pada penutupan perdagangan Jumat (15 Agustus 2025), harga CPO berada di level MYR 4.472 per ton, melonjak 1,57%. Secara keseluruhan, harga CPO telah meroket 5,1% selama seminggu terakhir.

Data dari AmSpec Agri Malaysia menunjukkan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia melonjak 21,3% dalam periode 1-15 Agustus. Senada dengan itu, surveyor kargo Intertek Testing Services melaporkan peningkatan ekspor sawit Malaysia sebesar 16,5%.

Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor CPO dan produk turunannya pada semester I 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 24,81% year-on-year (yoy), mencapai US$ 11,43 miliar dengan volume 11 juta ton. Pemulihan permintaan global dan implementasi perjanjian CEPA yang menghasilkan tarif nol CPO ke Uni Eropa menjadi pendorong utama pertumbuhan ini.

Pergerakan harga CPO juga dipengaruhi oleh harga minyak nabati lainnya. Minyak kedelai di Dalian mengalami penurunan tipis sebesar 0,19%, sementara kontrak minyak sawit Dalian naik 0,11%. Di Chicago Board of Trade (CBOT), harga minyak kedelai menguat 0,33%.

Harga minyak kelapa sawit cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati pesaingnya karena keduanya bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.

Namun, di sisi lain, pemerintah Indonesia menunjukkan komitmennya untuk memberantas eksploitasi sumber daya alam ilegal. Survei mengungkapkan bahwa perkebunan kelapa sawit seluas 3,7 juta hektar beroperasi secara ilegal. Presiden Prabowo menegaskan hal ini dalam Pidato Kenegaraan di Gedung MPR-DPR, Jakarta, pada Jumat (15/8/2025).

Sementara itu, impor minyak sawit India mengalami penolakan pada bulan Juli setelah pembatalan kontrak. Sebaliknya, pengiriman minyak kedelai melonjak ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir, didorong oleh harga yang kompetitif dan kedatangan kiriman bulan Juni yang tertunda.

Harga minyak mentah mengalami penurunan pada hari Jumat, dipicu oleh antisipasi pasar terhadap potensi pelonggaran sanksi Rusia terkait perang Ukraina setelah pembicaraan antara Presiden AS dan Presiden Rusia. Pelemahan harga minyak mentah membuat kelapa sawit menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.

Indonesia dan Malaysia sebagai negara produsen utama terus menjalankan kebijakan mandatori biodiesel, termasuk rencana implementasi B50 di Indonesia pada tahun 2026. Kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat permintaan domestik di tengah ketatnya pasokan global.

Scroll to Top