Hiu putih raksasa, sang penguasa lautan, menyimpan teka-teki yang membingungkan para ilmuwan. Penelitian terbaru mengungkap keanehan dalam genetika mereka yang belum bisa dijelaskan.
Studi global menemukan bahwa DNA inti hiu putih di berbagai penjuru dunia sangat mirip, tetapi DNA mitokondrianya justru sangat beragam. Fenomena ini memicu berbagai spekulasi.
Awalnya, diduga perilaku hiu betina yang setia pada tempat kelahiran (philopatry) menjadi penyebabnya, sementara hiu jantan lebih suka menjelajah. Namun, analisis data genetik yang lebih mendalam menepis dugaan ini.
Para peneliti mencoba hipotesis lain, seperti kemungkinan hanya sedikit hiu betina yang berhasil mewariskan gen mereka ke generasi berikutnya (reproductive skew). Sayangnya, data yang ada tidak mendukung teori ini.
Kemungkinan lain adalah seleksi alam. Jika benar, berarti ada tekanan evolusi yang sangat kuat sehingga hanya DNA mitokondria tertentu yang bisa bertahan. Namun, mengingat populasi hiu putih yang relatif kecil, faktor acak (genetic drift) seharusnya lebih berpengaruh daripada seleksi alam.
"Jika seleksi alam benar-benar berperan, tekanannya pasti sangat dahsyat, hingga hanya individu dengan DNA mitokondria tertentu yang bisa bertahan hidup," ujar seorang peneliti.
Hingga saat ini, misteri genetik hiu putih raksasa masih belum terpecahkan. Penelitian lanjutan sangat diperlukan untuk memahami bagaimana predator laut ikonik ini mampu bertahan dari ancaman kepunahan ribuan tahun lalu dan tetap menjadi penguasa lautan hingga kini.
Hampir Punah di Zaman Es
Populasi hiu putih pernah berada di ambang kepunahan pada zaman es terakhir, sekitar 25.000 tahun lalu. Saat itu, permukaan laut turun drastis, menyusutkan habitat mereka dan memaksa populasi terkonsentrasi di perairan Indo-Pasifik selatan. Setelah es mencair sekitar 10.000 tahun lalu, hiu putih mulai menyebar kembali dan populasinya meningkat seiring melimpahnya makanan, terutama anjing laut.
"Jumlah mereka sangat sedikit ketika permukaan laut berada di titik terendah. Lalu, populasinya meningkat dan bergerak ke utara seiring mencairnya es. Kami menduga mereka bertahan di perairan utara karena menemukan sumber makanan yang konsisten," jelasnya.
Populasi Terbatas
Kini, diperkirakan hanya ada sekitar 20.000 ekor hiu putih di seluruh dunia. Jumlah ini sangat kecil jika dibandingkan dengan serangga di perkotaan. Populasinya terbagi menjadi tiga kelompok utama: di belahan bumi selatan (sekitar Australia dan Afrika Selatan), Atlantik Utara, dan Pasifik Utara.