Merawat Lansia: Lebih dari Sekadar Menjaga Hidup, Tapi Memastikan Mereka Merasa Berarti

Merawat orang lanjut usia (lansia) seringkali dipandang hanya sebatas menyediakan kebutuhan fisik. Namun, pengalaman menunjukkan bahwa kebutuhan emosional dan sosial lansia seringkali terabaikan. Kisah seorang nenek yang merasa kesepian meski kebutuhan materinya terpenuhi menggambarkan realita yang dihadapi banyak keluarga.

Perubahan demografi global, termasuk di Indonesia, menunjukkan peningkatan jumlah lansia. Pada tahun 2025, diperkirakan sekitar 33,94 juta jiwa dari total penduduk Indonesia adalah lansia. Ini bukan sekadar angka, melainkan representasi orang tua, kakek, dan nenek yang membutuhkan perhatian lebih.

Lansia bukan hanya kelompok rentan yang memerlukan fasilitas nyaman. Mereka juga ingin dihargai, dicintai, diajak berinteraksi, dan dihormati. Aged care (perawatan lansia) berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup mereka, bukan hanya mengobati penyakit.

Tantangan dalam Merawat Lansia:

  • Kesehatan: Lansia rentan terhadap penyakit kronis dan disabilitas, membutuhkan perhatian khusus dan dukungan keluarga.
  • Ekonomi: Tidak semua lansia memiliki perlindungan finansial yang cukup. Banyak yang terpaksa bekerja di sektor informal atau bergantung pada keluarga.
  • Sosial dan Psikologis: Kesepian dan depresi seringkali menghantui lansia yang tinggal sendiri atau sulit beradaptasi dengan lingkungan baru.
  • Keterbatasan Caregiver: Peran perawat lansia masih didominasi keluarga, khususnya anak perempuan, yang semakin berat dengan perubahan struktur keluarga. Standar pelatihan caregiver juga belum terjamin.

Menua di Indonesia:

Peningkatan jumlah lansia juga membuka peluang. Lansia memiliki pengalaman dan kearifan yang berharga bagi generasi muda. Pemerintah telah memiliki Strategi Nasional Kelanjutusiaan (STRANAS Lansia) dengan fokus pada:

  1. Perlindungan sosial dan keamanan ekonomi.
  2. Peningkatan kesehatan dan kualitas hidup.
  3. Menciptakan lingkungan dan komunitas ramah usia.
  4. Penguatan lembaga pengelola program lansia.
  5. Pemenuhan hak-hak lansia.

Mulai dari Rumah:

Kebijakan pemerintah saja tidak cukup. Peran kita semua dibutuhkan, dimulai dari rumah sendiri. Mendengarkan cerita lansia, menemani mereka, memberikan ruang gerak, melibatkan mereka dalam kehidupan kita, dan sekadar mengajak makan bersama adalah wujud kasih sayang yang nyata.

Merawat lansia bukan hanya kewajiban, melainkan bagian dari hidup kita. Mari wujudkan kasih nyata dalam keluarga dan ciptakan masa depan yang lebih baik bagi para lansia Indonesia.

Scroll to Top