KAIRO – Militer Mesir dilaporkan telah menyampaikan peringatan tegas kepada Israel terkait intervensi terhadap "keamanan nasional" Mesir. Pesan ini disampaikan di tengah pelaksanaan latihan militer strategis khusus oleh Otoritas Intelijen Militer Mesir.
Menurut seorang pejabat senior militer, Mayor Jenderal Osama Kabir, latihan ini bertujuan mengirimkan sinyal yang jelas kepada semua pihak, khususnya Israel, bahwa intelijen militer Mesir secara aktif memantau dan menyusun rencana untuk menghadapi setiap ancaman terhadap negara. Kabir menekankan bahwa Dinas Intelijen Militer, sebagai pilar utama Angkatan Bersenjata Mesir, akan didukung penuh dengan teknologi dan sumber daya untuk memastikan kesiapan penuh dalam merespons setiap serangan dan melindungi keamanan nasional Mesir secara efektif.
Peringatan ini muncul menyusul pernyataan yang dianggap tidak bertanggung jawab dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengumumkan finalisasi daftar personel polisi Palestina yang akan dilatih di Mesir dan Yordania untuk penempatan di Gaza pasca-konflik. Sekitar 5.000 petugas polisi Palestina akan dilatih untuk mengambil peran dalam administrasi keamanan Gaza guna mencegah kekosongan keamanan. Mesir dan Yordania bekerja sama dalam mempersiapkan personel keamanan ini untuk mengelola wilayah tersebut.
Abdelatty juga mengungkapkan bahwa Kairo akan menjadi tuan rumah konferensi internasional untuk rekonstruksi Gaza, di mana visi Mesir untuk pengelolaan Jalur Gaza pasca-perang akan diumumkan. Kesepakatan telah dicapai untuk menunjuk 15 tokoh terkemuka dari Gaza untuk memimpin wilayah tersebut selama enam bulan, dengan menekankan bahwa Otoritas Palestina adalah satu-satunya badan sah yang berhak memerintah Gaza.
Sebelumnya, Netanyahu menyatakan bahwa Gaza akan dipimpin oleh "pemerintahan sipil non-Israel" setelah pendudukan Kota Gaza, yang akan dipimpin oleh pihak ketiga, "bukan Hamas atau Otoritas Palestina," tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Israel menghadapi kecaman internasional atas konflik di Gaza, yang telah menyebabkan puluhan ribu korban jiwa sejak Oktober 2023. Mahkamah Pidana Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait konflik di wilayah tersebut.