Kanker menjadi momok menakutkan dan penyebab kematian utama di seluruh dunia. Selain faktor genetik dan lingkungan, ada faktor gaya hidup yang mungkin terabaikan, namun berpotensi meningkatkan risiko kanker.
Monika Choudhary, seorang wanita berusia 29 tahun yang sebelumnya sangat sehat, merasakan langsung dampaknya. Ia tidak pernah menyangka akan didiagnosis kanker stadium lanjut.
Perubahan Gaya Hidup: Awal Mula Masalah?
Monika selalu menjaga kesehatannya dengan makan makanan sehat dan menghindari makanan berminyak. Namun, ketika ia memulai bisnis situs web sendiri, ia mulai mengabaikan kesehatan.
Jam kerjanya sangat panjang, mengharuskannya berlama-lama di depan layar. Tenggat waktu yang terus-menerus datang menimbulkan stres yang berat secara mental dan fisik.
Aktivitas fisiknya menurun drastis, jarang keluar rumah, dan kehilangan rutinitas olahraganya. Lari malam yang dulunya menjadi terapi, kini ditinggalkan. Semakin ia fokus pada pekerjaan, semakin ia mengabaikan kesehatannya.
Perlahan, tubuhnya mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan ketidaknyamanan. Awalnya, ia mengabaikannya dan menyalahkan semua itu pada tekanan pekerjaan dan kurang tidur.
Hingga akhirnya, pemeriksaan kesehatan mengungkapkan diagnosis kanker kolorektal stadium 4. Monika terkejut dan menduga kondisi ini disebabkan oleh stres, kelelahan, dan kurangnya aktivitas fisik yang menumpuk dari waktu ke waktu.
Lantas, bisakah stres, bekerja berlebihan, hingga kurang tidur benar-benar memicu kanker?
1. Stres Berkepanjangan: Kerusakan Sistem Kekebalan Tubuh
Stres kronis bukan hanya soal kecemasan. Paparan stres yang terus-menerus menyebabkan tubuh memproduksi hormon kortisol dan adrenalin yang berlebihan.
Akibatnya, sistem kekebalan tubuh kesulitan mendeteksi sel-sel abnormal, memicu peradangan kronis. Hormon stres yang dilepaskan dapat merusak DNA dan mengganggu protein penting yang berperan dalam melawan perkembangan sel kanker.
Stres kronis menciptakan lingkungan yang ideal bagi sel kanker untuk berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh.
2. Beban Kerja Berlebihan: Pola Hidup Tidak Sehat
Orang yang bekerja berlebihan dan kurang istirahat memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker. Jam kerja yang panjang seringkali terkait dengan pola hidup tidak sehat, seperti pilihan makanan yang buruk, kurang olahraga, serta peningkatan kebiasaan merokok atau minum alkohol.
Penelitian menunjukkan bahwa stres terkait pekerjaan dan jam kerja yang panjang dapat meningkatkan risiko kanker payudara, paru-paru, dan kolorektal.
3. Kurang Tidur: Melemahkan Pertahanan Tubuh
Tidur adalah waktu bagi tubuh untuk memperbaiki diri dan melindungi sistem kekebalan tubuh. Produksi hormon melatonin, yang membantu mengendalikan pola tidur dan melawan kanker, terganggu saat seseorang mengalami masalah tidur.
Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya berbagai jenis kanker. Kurang tidur dapat menyebabkan kerusakan DNA, melemahnya kekebalan tubuh, peningkatan peradangan, dan gangguan ritme sirkadian, yang semuanya berkontribusi pada perkembangan sel kanker.
Kisah Monika menjadi pengingat penting bahwa menjaga kesehatan mental dan fisik, termasuk mengelola stres, menyeimbangkan pekerjaan, dan memastikan kualitas tidur yang cukup, adalah kunci untuk mencegah risiko kanker.