Universitas Gadjah Mada (UGM) menolak memberikan izin penggunaan University Club (UC) Hotel di Sleman, Yogyakarta, untuk acara peluncuran buku "Jokowi’s White Paper" pada Senin (18/8). Buku ini merupakan karya Roy Suryo dan timnya.
Penolakan ini didasari oleh dua alasan utama: prosedural dan politis.
Juru Bicara UGM menyatakan bahwa kegiatan peluncuran buku tersebut bernuansa politis dan berkaitan erat dengan isu yang melibatkan Joko Widodo. Pihak UGM menegaskan tidak ingin terlibat dalam isu tersebut karena tidak terkait langsung dengan universitas.
Selain itu, UGM juga menemukan adanya ketidaksesuaian prosedur dalam pemesanan tempat di UC Hotel. Pemesanan dilakukan mendadak, sehari sebelumnya, dengan informasi awal yang berbeda dari tujuan acara sebenarnya.
Seseorang bernama Aida menghubungi UC Hotel dan memesan ruang pertemuan untuk "Konferensi Pers Tokoh Nasional Hadiah Kemerdekaan RI ke-80". Aida juga menyebut acara tersebut sebagai "pertemuan kecil untuk membahas acara besar" dan "Panitia Temu Kangen Silaturahmi Tokoh Jogja mau rapat kecil persiapan acara HUT Kemerdekaan".
Pihak UC Hotel telah merespons secara profesional dan menanyakan rincian kegiatan. Namun, informasi yang diberikan Aida tidak sesuai dengan tujuan acara sebenarnya, yaitu peluncuran buku "Jokowi’s White Paper". UGM juga tidak pernah mengirimkan perwakilan dari Keamanan Internal UGM untuk melakukan komunikasi atau konfirmasi lebih lanjut, seperti yang dijanjikan Aida.
Meskipun telah dilakukan pembayaran awal (DP), dana tersebut telah dikembalikan karena acara yang akan dilaksanakan tidak sesuai dengan yang disampaikan semula.
UGM menghormati kebebasan berekspresi dan berpendapat, namun menolak dilibatkan dalam kegiatan yang tidak sesuai dengan prosedur dan berpotensi menimbulkan kegaduhan.
Buku "Jokowi’s White Paper" mengklaim berisi hasil analisa ilmiah yang membuktikan ketidakabsahan ijazah sarjana UGM Presiden Joko Widodo.
Acara peluncuran buku akhirnya tetap berlangsung di UC Coffee Shop, dengan dihadiri beberapa tokoh.
