Kim Jong-un Serukan Percepatan Pengembangan Senjata Nuklir Korea Utara

PYONGYANG – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mendesak pengembangan pesat kemampuan persenjataan nuklir negaranya. Desakan ini dilatarbelakangi oleh latihan militer gabungan yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang menurutnya berpotensi memicu konflik bersenjata.

Kim Jong-un menyatakan bahwa intensifikasi hubungan militer AS-Korea Selatan serta unjuk kekuatan yang mereka lakukan merupakan indikasi jelas dari niat mereka untuk memulai perang. Dia menegaskan bahwa situasi saat ini mengharuskan perubahan fundamental dan segera dalam strategi militer yang ada, serta percepatan program nuklirisasi.

Pernyataan ini disampaikan saat Kim Jong-un mengunjungi kapal perusak Angkatan Laut, Choe Hyon, dan menerima laporan mengenai sistem persenjataan kapal tersebut. Dia menyampaikan kepuasannya atas kemajuan tugas-tugas penting untuk menjadikan Angkatan Laut sebagai kekuatan berteknologi tinggi dan berkemampuan nuklir, sesuai dengan target penilaian yang ditetapkan pada bulan Oktober.

Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai latihan militer gabungan tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapan menghadapi potensi ancaman dari Korea Utara. Latihan selama 11 hari ini melibatkan serangkaian latihan tembak langsung berskala besar dan digambarkan sebagai latihan yang berorientasi pada pertahanan.

Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, sebelumnya menyatakan komitmennya untuk menghormati sistem politik Korea Utara dan membangun kepercayaan militer. Janji ini diungkapkan sehari setelah Pyongyang menyatakan tidak berminat untuk memperbaiki hubungan dengan Seoul.

Lee Jae Myung telah berjanji untuk melanjutkan dialog dengan Korea Utara tanpa prasyarat sejak terpilih pada bulan Juni, sebuah perubahan dari pendekatan agresif pendahulunya.

Adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, juga telah menyatakan bahwa Korea Utara tidak memiliki keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan. Dia membantah laporan bahwa Korea Utara sedang menyingkirkan pengeras suara propaganda di dekat perbatasan kedua negara.

Scroll to Top