Konflik antara Rusia dan Ukraina kembali memanas dengan serangan drone yang menghantam sebuah blok apartemen lima lantai di Kharkiv, Ukraina, Senin (18/8/2025) dini hari. Tragedi ini merenggut nyawa lima orang, termasuk seorang balita berusia sekitar satu setengah tahun, dan menyebabkan lebih dari belasan lainnya terluka.
Serangan yang terjadi menjelang fajar tersebut menghancurkan sebagian besar bangunan, menyisakan puing-puing dan memicu kebakaran hebat di setidaknya tiga lantai. Tim penyelamat berjuang keras menembus reruntuhan untuk menyelamatkan warga yang terjebak, sementara kobaran api melalap lantai-lantai bangunan.
Selain serangan di Kharkiv, Rusia juga melancarkan serangan rudal balistik yang melukai sedikitnya sebelas orang dan serangan drone di wilayah Odesa yang memicu kebakaran di fasilitas bahan bakar.
Eskalasi ini terjadi di tengah upaya diplomatik untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga setengah tahun. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dijadwalkan melakukan pembicaraan penting di Washington bersama para sekutunya di Eropa, dengan tujuan mencapai solusi damai.
Namun, menjelang kunjungan Zelensky, pernyataan kontroversial muncul terkait masa depan Krimea dan keanggotaan Ukraina di NATO, yang berpotensi menggagalkan harapan perdamaian. Ukraina secara tegas menolak menyerahkan Krimea, semenanjung yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014. Sementara itu, Rusia mengusulkan agar Ukraina menarik diri dari wilayah Donbas dengan imbalan pembekuan garis depan di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia.