Serangan rudal skala besar yang dilancarkan Rusia ke Ukraina pada Senin malam (18/8/2025) memicu respons cepat dari NATO. Aliansi pertahanan itu mengerahkan jet-jet tempurnya, termasuk dari Polandia dan Swedia, sebagai langkah pengamanan. Serangan tersebut mengakibatkan setidaknya satu korban jiwa dan empat luka-luka, termasuk dua anak-anak.
Militer Polandia mengumumkan bahwa mereka telah mengaktifkan seluruh prosedur yang diperlukan untuk menjamin keamanan wilayah udaranya. Pesawat-pesawat tempur Polandia dan sekutu segera memulai operasi, sementara sistem pertahanan udara berbasis darat serta radar pengintai ditingkatkan ke tingkat kesiapan tertinggi.
Angkatan Udara Swedia turut ambil bagian dengan menerbangkan jet tempur Gripen yang ditempatkan di Polandia untuk membantu patroli udara. Dukungan ini disambut baik oleh militer Polandia, yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada Komando Udara NATO dan angkatan udara Swedia melalui platform X.
Menurut data dari Angkatan Udara Ukraina, Rusia melancarkan total 280 serangan udara dalam semalam, termasuk ratusan drone Shahed, rudal balistik Iskander-M, dan rudal jelajah Kh-101. Pihak Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh sebagian besar drone dan sejumlah rudal. Serangan itu dilaporkan menghantam 16 lokasi berbeda.
Di wilayah Chernihiv, seorang pria tewas akibat serangan drone di kota Nizhyn. Sementara itu, di Kharkiv, serangan rudal melukai dua orang dewasa dan dua anak-anak setelah menghantam rumah penduduk. Infrastruktur energi di Poltava juga mengalami kerusakan, menyebabkan ribuan warga kehilangan pasokan listrik.
Wali Kota Kremenchuk mengecam keras agresi Moskow tersebut. Ia menyoroti ironi bahwa serangan besar-besaran itu terjadi justru ketika Presiden Putin melalui sambungan telepon meyakinkan Presiden Trump tentang keinginannya untuk mencapai perdamaian.
Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pemimpin Eropa lainnya di Gedung Putih. Trump menyatakan bahwa ia telah memulai proses pengaturan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Zelensky.
Militer Polandia memastikan bahwa tidak ada pelanggaran wilayah udara negaranya, dan operasi udara dihentikan setelah ancaman dinilai telah mereda.