Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat pernyataan yang memicu perdebatan terkait konflik Rusia dan Ukraina. Setelah sebelumnya meyakinkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bahwa AS akan menjamin keamanan negaranya, kini Trump justru menyalahkan Ukraina sebagai penyebab invasi Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Trump menyatakan bahwa Ukraina telah memulai perang ini. Ia menilai Ukraina seharusnya tidak melakukan tindakan yang memprovokasi Rusia, mengingat ukuran negara tersebut jauh lebih kecil dibandingkan Rusia.
"Ini adalah perang yang seharusnya tidak terjadi. Ukraina seharusnya tidak mengambil sesuatu dari negara yang sepuluh kali lebih besar," ujar Trump dalam wawancara tersebut.
Trump juga menyinggung wilayah Donbas, yang menurutnya saat ini sebagian besar sudah dikuasai oleh Rusia. Ia mengatakan bahwa 79 persen wilayah tersebut sudah berada di bawah kendali Rusia.
Meski demikian, Trump tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai tuntutan terbaru Presiden Rusia, Vladimir Putin, terhadap Ukraina. Ia menegaskan bahwa masalah tersebut akan menjadi bahan pembicaraan antara Putin dan Zelensky.
Pernyataan Trump ini muncul setelah pertemuannya dengan para pemimpin negara Eropa, termasuk NATO, dan Zelensky di Gedung Putih. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas upaya mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina dan memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina.
Trump juga mengumumkan bahwa Putin bersedia bertemu langsung dengan Zelensky untuk membahas perdamaian. Rencana pertemuan ini sedang dipersiapkan dengan melibatkan Trump.
Namun, sikap Trump dalam pertemuan dengan Zelensky di Gedung Putih kali ini berbeda dengan pertemuan sebelumnya pada bulan Februari. Saat itu, Trump bahkan membentak Zelensky dan mengusirnya dari Gedung Putih. Kali ini, Trump mengucapkan terima kasih kepada Zelensky atas kehadirannya di AS.