KAIRO – Sebuah bantahan keras muncul dari sumber-sumber di Mesir terkait laporan media Israel yang menyebutkan adanya usulan agar Hamas menyerahkan persenjataannya ke wilayah Mesir. Sumber tersebut menegaskan kepada Al-Qahera Al-Akhbariya bahwa usulan yang sebenarnya melibatkan gencatan senjata selama 60 hari, yang telah disetujui oleh Hamas dan Qatar.
Menurut sumber tersebut, negosiasi untuk mencapai gencatan senjata permanen akan dimulai segera setelah gencatan senjata sementara berlaku. Lebih lanjut, proposal yang telah diterima Hamas ini kabarnya akan mendapatkan jaminan dari Amerika Serikat dan dukungan dari mantan Presiden Donald Trump.
Meskipun telah menerima proposal tersebut 24 jam sebelumnya, Israel diklaim belum memberikan tanggapan. Sumber-sumber Mesir menekankan bahwa negosiasi berdasarkan proposal yang ada merupakan satu-satunya cara untuk memastikan pembebasan para tawanan.
Kementerian Luar Negeri Qatar membenarkan bahwa proposal gencatan senjata terbaru ini, yang disetujui oleh Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya, sangat mirip dengan proposal sebelumnya yang diajukan oleh utusan AS, Steve Witkoff.
Di lapangan, Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam, mengumumkan keberhasilan mereka menghancurkan sebuah kendaraan militer Israel menggunakan alat peledak di permukiman Zaytoun, Kota Gaza, serta kendaraan lain di daerah Al-Masalaba. Dilaporkan pula bahwa tentara dievakuasi dari lokasi kejadian.
Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengklaim telah menghancurkan sebuah buldoser militer D9 Israel di lapangan Al-Munasara, permukiman Zeitoun. Brigade Al-Quds juga merilis rekaman peluncuran roket ke permukiman Be’eri dan Shwaqida di wilayah Gaza.
Selain itu, Brigade Al-Nasser Salah al-Din melaporkan penembakan terhadap pasukan dan kendaraan Israel di timur Al-Qarara, Khan Yunis, menggunakan roket model 107. Brigade Al-Aqsa turut beraksi dengan menembaki konsentrasi Israel di dekat Gunung Al-Sawrani, timur lingkungan Al-Tuffah, menggunakan mortir kaliber 60.