Sumber-sumber di Palestina mengabarkan, Hamas telah menyetujui proposal anyar yang digagas mediator Mesir dan Qatar, membuka potensi babak baru dalam konflik Gaza. Apa saja poin krusialnya?
Salah satu perubahan signifikan adalah pembatasan area penarikan pasukan Israel. Rencananya, penarikan hanya akan dilakukan sejauh 800 meter di sepanjang perbatasan timur, utara, dan selatan Jalur Gaza.
Bantuan kemanusiaan menjadi prioritas. Proposal menjanjikan masuknya 600 truk per hari, membawa bantuan, barang komersial, dan material pembangunan rumah. Distribusi akan dikelola organisasi PBB dan lembaga kemanusiaan terpercaya.
Kesepakatan pertukaran tawanan juga menjadi bagian integral. Sebagai imbalan atas pembebasan 10 tawanan Israel yang masih hidup, Israel akan membebaskan 1.700 tahanan Palestina, dengan 1.500 di antaranya berasal dari Gaza.
Selain itu, proposal ini menandai dimulainya negosiasi serius sejak hari pertama gencatan senjata. Tujuannya jelas: mengakhiri perang secara permanen dalam kurun waktu gencatan senjata selama 60 hari.
Penting digarisbawahi, persetujuan Hamas bukan jaminan tercapainya kesepakatan. Langkah ini justru meletakkan tanggung jawab besar di pundak Israel dan Amerika Serikat. Respons kedua negara ini akan menjadi penentu nasib perundingan yang sedang berlangsung. Akankah perdamaian akhirnya terwujud di Gaza? Waktu yang akan menjawab.