Gangguan GPS Melanda Iran Pasca-Konflik dengan Israel

Teheran – Pasca gencatan senjata yang mengakhiri konfrontasi 12 hari dengan Israel pada akhir Juni, Iran mengalami gangguan signifikan pada sistem navigasi GPS. Pemerintah Iran menyatakan bahwa gangguan ini terkait dengan serangkaian kekhawatiran keamanan yang muncul.

Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran, Sattar Hashemi, mengungkapkan bahwa gangguan pada sinyal GPS dan spektrum frekuensi di seluruh negeri dipicu oleh masalah keamanan, termasuk potensi keberadaan drone.

Hashemi mengakui bahwa gangguan ini berdampak negatif pada kualitas layanan telekomunikasi dan layanan terkait lainnya. "Gangguan yang terjadi pada spektrum frekuensi dan sinyal GPS disebabkan oleh pertimbangan keamanan dan kemungkinan adanya aktivitas drone," ujarnya kepada media setempat.

Ia juga mengakui dampak gangguan tersebut terhadap komunikasi dan sektor bisnis yang sangat bergantung pada layanan berbasis lokasi. "Tentu saja, masalah seperti ini menimbulkan tantangan dalam menyediakan layanan yang optimal kepada masyarakat," tambahnya.

Menurut Hashemi, berbagai upaya sedang dilakukan untuk mengatasi masalah ini secara bertahap, dengan tujuan utama meningkatkan kualitas layanan bagi seluruh warga negara.

Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan, di mana Iran dan Israel saling memberikan peringatan terkait potensi konfrontasi baru setelah konflik singkat di bulan Juni.

Serangan udara oleh Israel terhadap fasilitas nuklir, pangkalan militer, dan area pemukiman di berbagai wilayah Iran menyebabkan lebih dari seribu korban jiwa, termasuk komandan senior dan ilmuwan nuklir terkemuka Iran.

Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangkaian serangan rudal dan drone ke wilayah Israel, mengakibatkan puluhan korban jiwa.

Amerika Serikat, sekutu Israel yang sempat terlibat dalam konflik dengan mengebom situs-situs nuklir Iran, melakukan mediasi dan mengumumkan penghentian pertempuran pada 24 Juni.

Pejabat Iran sejak saat itu telah memperingatkan bahwa konfrontasi baru dapat terjadi kapan saja, menekankan bahwa meskipun Iran tidak menginginkan perang, mereka siap menghadapi segala kemungkinan.

Scroll to Top