Perang Kata Memanas: Netanyahu Tuduh Macron Picu Antisemitisme Gara-gara Rencana Pengakuan Palestina

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melayangkan tuduhan pedas kepada Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terkait rencana Prancis untuk mengakui Negara Palestina bulan depan. Netanyahu menuding Macron justru menyulut antisemitisme dengan langkah tersebut.

Tuduhan keras ini disampaikan Netanyahu melalui surat yang ditujukan langsung kepada Macron. Dalam suratnya, Netanyahu menyebut bahwa seruan untuk mengakui Palestina sama saja dengan mengobarkan api antisemitisme. Ia juga menuduh tindakan itu sebagai upaya memberi imbalan kepada Hamas, memperkuat penolakan mereka untuk membebaskan sandera, dan menguatkan pihak-pihak yang mengancam warga Yahudi Prancis. Netanyahu bahkan mengatakan bahwa kebijakan Macron mendorong kebencian terhadap Yahudi di jalanan Prancis.

Menanggapi tuduhan tersebut, Istana Kepresidenan Prancis menyatakan bahwa tuduhan Netanyahu hina dan keliru. Mereka menekankan pentingnya keseriusan dan tanggung jawab, serta menolak intervensi dan manipulasi. Pemerintah Prancis menegaskan komitmennya untuk melindungi warga Yahudi dan memberikan hukuman berat bagi pelaku kekerasan antisemit. Mereka juga menyebut bahwa sejak tahun 2017, pemerintah Prancis secara sistematis telah mengambil tindakan tegas terhadap tindakan antisemit, terutama setelah serangan teroris 7 Oktober 2023.

Perselisihan ini semakin memperkeruh hubungan antara Prancis dan Israel, terutama setelah Macron mengumumkan rencana pengakuan Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB mendatang. Macron berpendapat bahwa langkah ini penting untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Prancis adalah salah satu negara yang mendukung solusi dua negara sebagai kerangka penyelesaian konflik Israel-Palestina.

Selain Prancis, beberapa negara lain seperti Inggris, Kanada, Australia, dan Finlandia juga dikabarkan siap mengakui Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB mendatang.

Scroll to Top