Wacana tentang pemulihan hubungan antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) tampaknya semakin menjauh. Korut baru-baru ini melayangkan kecaman pedas terhadap Korsel, menuding negara tersebut bersikap munafik karena tetap menggelar latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat (AS).
Menurut Korut, kepemimpinan Korsel menunjukkan standar ganda. Di satu sisi, mereka berupaya menjalin pendekatan diplomatik dengan Pyongyang, namun di sisi lain, mereka aktif berlatih militer bersama AS.
Adik perempuan pemimpin Korut, Kim Jong Un, yaitu Kim Yo Jong, menyampaikan sindiran tajam ini saat Seoul dan Washington memulai latihan gabungan tahunan mereka.
Kim Yo Jong menyatakan bahwa latihan militer gabungan tersebut, yang dilakukan dengan dalih isyarat rekonsiliasi, sebenarnya bertujuan untuk meninjau rencana operasional baru yang secara spesifik dirancang untuk menghancurkan kemampuan nuklir dan rudal Korut.
Selain itu, Kim Yo Jong menuduh bahwa latihan gabungan tersebut mengungkap niat tersembunyi Seoul untuk memperluas "serangan ke wilayah republik kami". Ia menegaskan bahwa tindakan ini dengan jelas mencerminkan karakter ganda dari otoritas Seoul, yang bersikap bermuka dua di balik layar.
Korut Tegaskan Tidak Ingin Perbaiki Hubungan
Sebelumnya, militer Korsel mengklaim bahwa Pyongyang telah mencopot pengeras suara propaganda di sepanjang perbatasan sebagai upaya perbaikan hubungan. Namun, Korut membantah klaim ini dan menegaskan bahwa mereka tidak pernah mencopot pengeras suara tersebut.
Kim Yo Jong menegaskan bahwa upaya Korsel untuk meredakan ketegangan melalui kabar penyingkiran pengeras suara propaganda adalah sia-sia. Ia menyatakan bahwa hubungan Korut dan Korsel akan tetap seperti ini di masa mendatang.
Kim Yo Jong juga menyampaikan bahwa Korut tidak memiliki keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan Korsel, dan pendirian ini akan ditetapkan dalam konstitusi mereka di masa depan.
Respons Presiden Korsel
Presiden Korsel, Lee Jae Myung, yang terpilih pada bulan Juni, berjanji untuk mendekati Korut dan mengupayakan dialog tanpa prasyarat.
Lee Jae Myung menegaskan bahwa pemerintah Korsel akan mengambil langkah-langkah konsisten untuk secara substansial mengurangi ketegangan dan memulihkan kepercayaan dengan Korut. Ia juga menyatakan rasa hormat terhadap sistem politik Korut dan menegaskan bahwa Seoul tidak berniat melakukan tindakan-tindakan permusuhan. Lee berharap Korut akan membalas upaya Korsel untuk memulihkan kepercayaan dan menghidupkan kembali dialog.