PSM Makassar mengawali perjalanan di Super League 2025/26 dengan hasil yang kurang memuaskan. Dua hasil imbang berturut-turut saat melawan Persijap Jepara dan Bhayangkara FC mengindikasikan adanya permasalahan yang perlu segera diatasi oleh tim berjuluk Pasukan Ramang ini.
Sorotan utama tertuju pada lini pertahanan. Pelatih Bernardo Tavares masih mempercayakan trio pemain asing, Victor Luiz, Aloisio Neto, dan Yuran Fernandes, untuk mengawal jantung pertahanan. Formasi ini sebenarnya menjanjikan soliditas, namun sayangnya, taktik ini adalah pengulangan dari musim sebelumnya tanpa adanya inovasi yang signifikan.
Alarm peringatan sudah berbunyi dalam dua pertandingan terakhir. Saat berhadapan dengan Persijap, konsentrasi pemain PSM menurun drastis di menit-menit akhir, menyebabkan gol penyeimbang dari serangan lawan. Tavares mengakui bahwa fokus anak asuhnya terganggu akibat tekanan berkelanjutan dari Persijap.
Situasi serupa terjadi dalam laga kontra Bhayangkara FC. Meskipun gol yang bersarang ke gawang PSM berasal dari titik penalti, lahirnya penalti tersebut adalah hasil dari gempuran serangan Bhayangkara yang secara bertahap melemahkan lini belakang PSM sepanjang pertandingan. Tekanan yang terus menerus memaksa pemain bertahan melakukan pelanggaran di area berbahaya.
Kini, PSM Makassar akan menghadapi tantangan berat dari Semen Padang. Pertandingan tandang ini bukan hanya sekadar laga biasa, melainkan momentum penting yang dapat menentukan arah perjalanan PSM di awal musim kompetisi ini.