Militer Israel mengumumkan dimulainya tahap awal operasi untuk merebut Kota Gaza. Klaim mereka, pasukan telah menguasai area di sekitar kota tersebut.
Juru bicara militer Israel menyatakan bahwa operasi awal telah dimulai dan pasukan IDF sudah berada di pinggiran Kota Gaza. Ia juga mengklaim bahwa Hamas kini melemah dan menjadi pasukan gerilya yang "babak belur".
Militer Israel berencana memperdalam serangan ke jantung pertahanan Hamas di Kota Gaza, yang dianggap sebagai pusat pemerintahan dan militer organisasi tersebut.
Sebelumnya, puluhan ribu tentara cadangan dikerahkan untuk mempersiapkan serangan ke Kota Gaza, sementara pemerintah Israel mempertimbangkan usulan gencatan senjata yang baru.
Hamas menuduh Perdana Menteri Israel menghalangi kesepakatan gencatan senjata demi melanjutkan serangan terhadap warga sipil di Kota Gaza. Hamas menyatakan bahwa penolakan Netanyahu terhadap usulan mediator membuktikan bahwa ia yang menghambat tercapainya kesepakatan.
Kabinet keamanan Israel telah menyetujui rencana untuk memperluas kampanye militer di Gaza dengan tujuan merebut Kota Gaza, tempat pertempuran sengit dengan Hamas pernah terjadi. Israel saat ini menguasai sekitar 75% wilayah Jalur Gaza.
Menteri Pertahanan Israel sebelumnya telah menyetujui rencana penaklukan Kota Gaza dan mengizinkan pemanggilan sekitar 60.000 tentara cadangan untuk mendukung operasi tersebut. Langkah ini diambil di tengah upaya mediator untuk mencapai gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung hampir dua tahun di Gaza.
Meskipun ada optimisme dari mediator Qatar terkait usulan terbaru, seorang pejabat senior Israel menekankan bahwa pemerintah tetap bersikeras pada pembebasan semua sandera sebagai syarat utama dalam setiap perjanjian.